240312
Rasanya sudah lama sekali aku tidak menulis –tulisan yang berbobot- paling2 Cuma curhat2 ga penting gitu. Tapi memang tak bisa dipaksakan menulis jika tidak ada kejadian yang menimbulkan inspirasi untuk menulis.
Ah coba saja kutulis tentang pekerjaan baruku. Hampir 3 bulan ini aku menjalani profesi baruku; menjadi “pengamat” di kantorku. Pengamat? Yah karena memang itulah yang kukerjakan, hanya diam mengamati sekeliling. Rasanya potensiku tak tersalurkan, jadi “eman2” dulu aku sekolah tinggi2 en belajar capek2.
Kalau boleh diistilahkan pekerjaan utama dikantorku adalah menjadi “jasus” alias mencari2 kesalahan orang lain. What?? Iya karena aku bekerja di kantor pengawas daerah, yang kerjanya mengawasi pekerjaan para pegawai di tiap2 instansi pemerintah.
Apakah dana yang mereka pakai sudah digunakan sebagaimana mestinya? Apakah uang rakyat itu dialokasikan pada tempatnya? Apakah hasil pekerjaan mereka sudah sesuai yang seharusnya? De el el lah. Memastikan tidak terjadi pemborosan uang Negara, memastikan mereka tak menyelipkan uang itu ke kantong mereka, memastikan mereka becus melaksanakan tugasnya.
Caranya, masing2 pihak disuruh membuat laporan pertanggungjawaban atas apa yang mereka lakukan selama 1 tahun. Dokumen itulah yang kemudian kami periksa, tak cukup dokumen kami pun akan terjun langsung ke instansi2 tersebut untuk mencari tahu. Juga akan turun ke lapangan melihat pekerjaan “fisik” yang mereka lakukan.
Dan hasilnya, memang seringkali mereka2 itu melakukan pemborosan uang rakyat, mulai dari kompensasi yang dibayarkan sedikit lebih besar dari yang seharusnya, yang mungkin saja terjadi karena mereka tak memahami aturan (ini kalau memakai praduga tak bersalah) . Atau bahkan pengeluaran2 besar yang bidah he3 (baca: diada2kan) yang kelihatan banget disengaja untuk memperkaya diri sendiri. Mulai dari memark up pengeluaran2 sepele yang kecil2 sampai yang jumlahnya besar. Atau membuat pengeluaran2 fiktif. Atau juga pengeluaran yang diindikasi untuk suap, de el el lah. Tapi tetap saja terlihat tak cerdas, pencuri yang bodoh.
Pekerjaan ini cukup beresiko kalau boleh dikatakan begitu, tidak berada di comfort zone. Karena, jika kami tak becus memeriksa pekejaan orang2 itu, dan menyatakan semua baik2 saja. Di kemudian hari, jika orang2 itu diperiksa oleh “pengawas” diatas kami dan ditemukan ada yang tidak beres, maka kami akan kena juga.
Sebaliknya jika orang2 yang kami periksa kami nyatakan bermasalah, mungkin saja orang2 tersebut tak terima dan mungkin saja mentelor kami, ups meneror maksudnya, (h03, imajinasi terlalu tinggi) kayak di film2 tu. Kami pun harus bisa mempertahankan argumen kami secara ilmiah atas hasil temuan kami, karena kami jadi “saksi ahli” istilah kerennya. Disini juga sangat mungkin terjadi persekongkolan antara kami si pemeriksa dan orang yang diperiksa, sangat mungkin kan kami menyatakan mereka tak bermasalah –padahal sebenarnya bermasalah- asalkan ada kompensasi yang kami terima. Dan memang harus benar2 jeli jangan sampai menerima uang2 yang tidak seharusnya diterima (yang diindikasi suap misal), yang tidak jelas statusnya (syubhat) atau bahkan haram. Memang auditor itu harus benar2 amanah, independen bahasa kerennya.
---------------------------------
NB: sebenarnya mengidentikkan pekerjaan ini dengan jasus alias mencari2 kesalahan itu agak lebay sih, agaknya yang lebih tepat adalah mengawasi, memeriksa salah atau benarnya, dan jika ada yang salah maka dibenarkan.
Kesimpulannya adalah: KEJUJURAN itu sangat mahal, lebih2 di jaman ini. Jadilah orang jujur agar nilai dirimu mahal, ^^
Hmm, tak heran mengapa banyak orang ingin jadi pejabat. Karena jadi pejabat itu enak punya kedudukan, bakal banyak yang menjilat, walaupun setelah tak menjabat dia pun akan didepak oleh mereka2 yang dulunya mengaku teman. Selain itu gajinya besar tanpa perlu susah payah memeras keringat seperti kuli. En yang terpenting, berada di lahan basah yang sangat memungkinkan memperkaya diri dengan cara mencuri (aku tak mau menggunakan kata korupsi, terlalu halus, intinya kan tetep aja nyolong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar