Syifa’s note: 16 Februari 2011
Kejadiannya berlangsung ba’da ashar. Hanya berlangsung sekitar -/+ 1 jam , hujan deras bercampur angin kencang plus halilintar menyambar,membuat bergidik orang yang melihat. kea Tapi dampak yang ditimbulkannya lumayan, gerobak sorang pedagang ambruk, pohon tumbang menimpa sebuah rumah, tapi alhamdulilah tidak jatuh korban. Tapi di Lapangan Timika Indah (sebuah lapangan yang sering digunkan untuk macam2 kegiatan rakyat; upacara, kampanye, sholat ied etc), panggungnya ambruk dan menimpa orang2 yang kebetulan –walaupun sebenarnya, tidak ada yang kebetulan di dunia ini- berteduh disana. Atap Kios2 kecil –yang terbuat dari seng- disekitarnya beterbangan. Subhanallah.
Jadi teringat doa ketika ada halilintar ”Maha suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya”
Rasa2nya kita perlu muhasabah, halilintar saja bertasbih dengan caranya sendiri, karena takutnya kepada Allah. Bagaimana pula dengan kita, manusia2 yang sering melakukan dosa, sangat sering bahkan, tidakkah kita lebih patut untuk takut kepadaNya? Tidakkah kita lebih patut takut akan azabNya?
”Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Al A’raf: 99)
Mari bertasbih sekaligus beristighfar saudaraku. ”Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (An nashr:3)
NB: Ternyata tak cukup sehari KETIKA HALILINTAR BERTASBIH berlanjut hingga jilid 2, hari kedua tak kalah dahsyatnya. Seng2 beterbangan n pohon2 tumbang, listrik mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar