Minggu, 20 Februari 2011

SEPOTONG MIMPI

Kawan, kita sering mendengar, membaca bahkan juga menyaksikan sendiri. Hari-hari ini banyak sekali buku2 maupun acara2 yang memotivasi kita untuk bermimpi besar n mewujudkan mimpi itu, semustahil apapun mimpi itu bagimu kini. Namun dengan usaha dan doa semua mimpi itu pada akhirnya bisa benar2 kau peluk, dengan ijin Allah tentunya. Subhanallah begitu besar kekuatan mimpi, hingga bisa memberi energi yang luar biasa, dan membuat ”sang pemimpi” berhasil menaklukkan semua rintangan yang menghadangnya selama mewujudkan mimpi2 itu. Kalau kamu suka nonton upin & ipin, disitu juga diajarkan agar kita memiliki mimpi (baca: cita-cita), he2 ketahuan suka nonton upin & ipin.

Ada seorang anak Hawa, dia pun memiliki mimpi yang tidak terlalu muluk sebenarnya, bukan sekolah di luar negeri, menjadi ahli ini dan itu atau sejenisnya. Hanya menjadi istri dan ibu, dan tinggal di sebuah kota yang disana dia bisa mengaji n sering bertemu orang2 sholeh.

Ya ”hanya” itu, impiannya. Ingin menjadi istri yang sholehah yang ketika dipandang menyenangkan, jika disuruh patuh, dan jika ditinggal pergi ia menjaga diri dan harta suaminya. Dan ketika nanti dia ”diambil”, suaminya dalam keadaan ridho terhadapnya, hingga dia diijinkan masuk surga lewat pintu mana saja yang dia suka.

Menjadi ibu, tentu naluri semua wanita. Ingin mendidik anak2nya dengan kedua tangannya sendiri, tanpa baby sitter. Menjadikan anak2nya hanya takut pada Allah.
Seperti Abdullah bin Az Zubair yang ketika Umar lewat semua anak2 lari ketakutan (subhanallah tak hanya setan,manusia pun takut pada Umar), tinggal dia seorang yang tak bergeming, ketika ditanya, dengan tegas dia menjawab ”aku tidak salah, kenapa aku takut? Toh jalannya masih luas” (kira-kira begitu redaksinya). Dan siapa di balik sang anak, ternyata orang tuanya adalah Zubair bin Awwan dan Asma’ binti Abu Bakar.

Menjadikan anaknya bangga dengan agamanya, hingga tidak perlu meniru2 tradisi kaum lain, dan bangga menggunakan atribut2 islam. Menjadikan anaknya teguh menggenggam din ini, ketika orang2 mulai meninggalkannya. Proud to be Muslim

Tinggal di sebuah kota yang disana dengan mudah dia bisa mengaji, tholabul ilmi n bertemu dengan orang2 sholeh. Bisa mengaji untuk selalu mengungatkannya pada Allah, menyirami kekeringan ruhnya, yang tidak bisa dia dapatkan di kota tempat tinggalnya sekarang –atau mungkin belum-. Bertemu orang2 semanhaj, Yang setidaknya dengan melihat wajah2 mereka saja sudah mengingatkannya akan surga.

Hmm, indah sekali rasanya mimpi2 itu. Semoga saja dia diberi kesempatan untuk mewujudkan mimpi2nya itu, amin....
25 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar