Hmm ya…Mohon maaf sebelumnya kalo tulisan ini banyak menyinggung yang membaca, mungkin membuat kamu merasa tertampar atau paling ga tersentak. Whatever deh ya. Cuma pengen curhat aja sebenernya. Mungkin karena aku pribadi yang suka memberontak atau mungkin tidak pernah merasa puas dengan keadaan yang ada. Karena ga tahu mau memberontak kemana, ijinin aku untuk memberontak lewat goresan tinta laptop ini (he3, maksa).
Semakin lama aku hidup di dunia ini, aku merasa dunia ini semakin lama semakin memuakkan. Tentu saja yang kumaksud disini bukan dunia dalam artian lahannya atau fisiknya. Tetapi bagaimana kelakuan penghuni-penghuninya. Mulai dari lingkungan sekitarku saja, ga jauh-jauh dulu. Para perempuan begitu bangganya ketika dia bisa tampil (maaf) seksi n modis. N begitu senangnya ketika mereka menjadi bahan pelototan para cowok. Subhanallah, jaman sekarang ”perempuan baik2” n ”perempuan ga baik” susah dibedakan. Bagaimana tidak, kalau jaman dulu, hanya ”perempuan ga baik” yang berani berkeliaran dengan celana pendek n baju kurang bahan. Tapi sekarang, perempuan yang katanya ”baik2” juga tak kalah beraninya.
Dalam hal pergaulan pun, begitu bangganya para pemuda ketika mereka punya monyet (baca: pacar), n ngerasa ga laku n ga gaul ketika ga punya pacar. Bahkan dalam berpacaran, tak malu-malu mereka bergandengan tangan di depan umum, berboncengan dengan memeluk sang pacar begitu eratnya (takut lepas mungkin), bermesraan di depan umum, bahkan berciuman sekalipun tanpa malu mereka ceritakan pada teman-temannya yang ga tahu apa yang sudah mereka lakukan. Aku jadi teringat kejadian yang lucu menurutku, ketika ada seorang teman yang bertanya padaku, katanya dia baru saja berciuman dengan pacarnya, terus dia bertanya ”Mbak kalo habis ciuman harus mandi junub ga?”. Coba bayangin, n gilanya lagi hal itu dilakukan di bulan puasa setelah tiba waktunya berbuka puasa. Ketika adzan berkumandang halallah yang tadinya haram, kira-kira gitu mungkin tafsirnya.
Bahkan bukanlah hal yang aneh lagi jaman sekarang kalo kita temui banyaknya perzinaaan. Bahkan tanpa malu-malu, n begitu bangganya banyak yang mengabadikan apa yang mereka lakukan itu melalui video untuk sekedar kenang-kenangan atas dosa besar mereka atau mungkin untuk dipublikasikan biar populer gitu. N itu mereka katakan atas dasar suka sama suka, apresiasi cinta katanya (nafsu sih iya). Pemerintah pun tak kalah gilanya, mereka ikut mengkampanyekan penggunaan kondom untuk menghindari AIDS, ”save sex, use kondom” , gitu kira-kira kampanyenya (kalo salah benerin aja,ku lupa redaksi tepatnya). Jadi kira-kira terjemahan bebasnya gini: berzinalah, hancurkan anak gadis orang, asal pake kondom, biar aman. Akibatnya tak sedikit kita temui perempuan yang hamil diluar nikah. Kalaupun tidak demikian, untuk menghindari aib banyak yang melakukan aborsi. Kamu bisa cari sendiri data-data sex bebas n aborsi di negara kita tercinta ini, sudah sedemikian parah bin akutnya. Lihat saja di majalah or televisi, pornografi n pornoaksipun begitu menjamur seperti jamur di musim penghujan (kok kebanyakan jamur ya?). mereka mengatasnamakan seni atas hal itu. Goyang erotis dikatakan seni, gambar orang telanjangpun dikatakan seni. Seakan-akan sesuatu semakin bernilai seni tinggi bila semakin porno. Agama bahkan dianggap terlalu mengekang kebebasan berekspresi dalam hal ini seni.
Itu baru masalah tindakan asusilanya. Yang lain? Masih banyak bro. Semakin banyak pula orang-orang di negeri ini yang mungkin udah ga punya hati lagi. Hanya gara-gara mencuri coklat, seorang nenek tua tega sampe disidangkan ke meja hijau. Tapi coba kamu lihat para koruptor, mereka dengan bebas berkeliaran tanpa rasa takut di negeri ini. Kalaupun sampai ke meja hijau, bakalan cepet selesai urusannya. Yang penting ada duit, semua beres.
Selain itu juga, aku meraa dunia ini sudah begitu cantiknya memoles rupanya dengan beragam kemunafikan. Tidak sedikit orang yang secara zhahirnya terlihat begitu mengagumkan yang melihat, tapi ternyata di dunia setengah nyata (emang ada?) atau dunia maya, mereka sama saja dengan manusia kebanyakan. Orang yang tampaknya seperti malaikatpun ternyata tidak sedikit yang bermoral bejat.
Orang yang sangat paham agama, ternyata dengan cantiknya menyebarkan pemahaman-pemahaman yang merusak akidah umat, alhasil umat semakin bodoh karena dibodohi orang yang pinter tapi keblinger. Masih mending kalo cuma dibodohin, umat jadi semakin jauh dari hakikat muslim sebenarnya. Tidak sedikit juga yang menyebarkan pemahaman-pemahaman merusak yang terlihat sangat anggun dan elegan, terkesan mengangkat derajat wanita, menjunjung tinggi kemanusiaan, persamaan de el el, padahala ujung-ujungnya tetep saja membodohi umat juga membuat umat semakin jauh dari islam. Dipikir bagaimanapun ga mungkin bisa perempuan disamakan dengan laki-laki. Semua agama disamakan, dicampur adukkan, emangnya gado-gado?. Dengan beraninya mereka menggugat aturan yang dibuat Sang Pencipta, n diganti dengan aturan-aturan yang dibuat dengan nafsu mereka sendiri. Bahkan kabarnya poligami yang memang ada dalam syariat, mau dibuatkan undang-undang yang melarangnya. Jadi mereka lebih setuju dengan zina daripada poligami. Pelaku nikah sirri (yang sesuai syariat) pun rencananya bakal terkena sanksi, tapi kalau pelaku ”kumpul setan” (jangan pakai kata ”kebo”, kasian si kebo ga tau apa2) ga bakal diapa-apain.
Tidak hanya pemahaman-pemahaman merusak. Masyarakat awam terlalu sibuk dengan ritual tapi kering esensinya, melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan sebatas ritual, setelah ritual selesai selesai semuanya. Tidak berbekas, tidak ada implementasinya dalam kehidupan. Seakan-akan agama hanyalah semata-mata berisi ritual, tidak lebih. Banyak yang akan murka ketika atribut-atribut agama dilecehkan, tapi tidak pernah bergeming ketika syariat-syariatNya yang diinjak-injak oleh penganutnya sendiri. Sekali lagi. Mungkin ini akibat kebodohan umat saat ini.
Pemuda-pemudi yang sedang berkobar semangatnya untuk belajar agama, tapi karena salah menemukan panutan akhirnya terseretlah mereka ke aliran-aliran sesat. Lihat saja tidak sedikit aliran-aliran sesat menyebar di negeri ini, kalo mereka menamakan diri dengan agama lain, agama baru, it’s okay. Masalahnya mereka memakai nama Islam. Ada juga yang mau beramar ma’ruf nahy munkar, mendakwahkan Islam tapi dengan kekerasan. Ada juga yang berjihad di tempat yang salah. Apakah begitu agama ini mengajarkan?
Di sisi lain ada yang sibuk hanya dengan ibadahnya pribadi. Tanpa pernah peduli keadaan di sekelilingnya, sudah sedemikian sakitnya. Seakan akan keshalihan hanya berhak dmilikinya sendiri. Sibuk dengan ibadahnya. Alhasil teknologi dan peradaban dikuasai orang-orang kafir. Penemuan-penemuan di bidang di bidang ilmu pengetahuan, dilakukan oleh mereka. Dan lagi-lagi ketika kaum kafir itu menemukan penemuan yang hebat, umat kita hanya bisa mengklaim bahwa di Al Qur’an hal itu diceritakan sejak lama. Tapi mengapa kita yang punya kitab suci tersebut, tidak bisa menemukannya, sebelum ditemukan orang kafir itu?
Untuk kelompok-kelompok yang tingkat pemahaman keberagamaannya sudah lumayan, terlalu sibuk dengan kelompoknya sendiri. Sehingga lupa bahwa kelompok di luar merekapun adalah saudara mereka. Seperti katak dalam tempurung, selalu dan selalu hanya bergumul dengan kelompoknya. Sehingga semakin sulit untuk menerima perbedaan kelompok lain. Semakin eksklusif. Seakan tidak mau membaur satu sama lain. Padahal pada hakikatnya mereka adalah sama, muslim. Alhasil, umat jadi terkotak-kotak. Bagaimana umat ini mau berkembang, kalo penganutnya hanya berkutat di kotaknya masing-masing? Taklid buta, fanatik kelompok. Sebenarnya, kalau mau membuka mata dan telinga, akan jelas mana yang BENAR dan yang SALAH. Sayangnya, susah untuk ”sportif”, mengakui kekurangan n kesalahan kelompoknya. Kalau saja mau membuka mata dan telinga untuk menerima KEBENARAN, alangkah indahnya, alangkah indahnya.
Media, apapun itu, juga tak kalah penting perannya dalam menyebarkan pemahaman-pemahaman merusak dan gaya hidup ala kafir. Lihat saja di televisi misalnya, banyak sekali tayangan-tayangan yang mengajarkan masyarakat untuk memperoleh kekayaan secara instant, tiggal ketik REG, ikut undian-undian yang banyak mewabah, mengajarkan masyarakat untuk semakin malas. Padahal undian-undian itu tak lain adalah judi. Ada juga, tayangan-tayangan berbau mistis dan sihir, juga ritual kesyirikan. Perdukunan jaman sekarang ditampilkan dengan image yang berbeda, sehingga tampak terpelajar n ilmiah, bahkan tak jarang dukun bertampang ustadz.Tidak perlu susah-susah mendatangi mereka,lagi-lagi cukup ketik REG. Padahal Rasul sudah mewanti-wanti sejak awal, barangsiapa bertanya pada tukang ramal, shalatnya bakal ga diterima 40 hari bahkan sampai dikatakan kufur terhadap apa yang dibawa Nabi Muhammad (Islam) jika percaya perkataan si dukun
Gaya hidup yang ditampilkan lewat film n sinetron yang paling hedonis adalah yang paling modern. Kaum muda disibukkan dengan urusan nafsu (berkedok cinta) dan hura-hura. Iklan-iklan menampilkan bahwa perempuan dikatakan cantik kalau dia berpakaiana mini n bersolek. Mebuat mereka tidak sadar bahwa mereka hanyalah korban iklan itu. Bahkan sekarang tak hanya kaum hawanya yang ditampilkan harus bersolek, kaum adamnyapun demikian. N ukuran sukses haruslah terkenal, dipuja banyak orang, dibuntuti wartawan. Ada lagi tayangan yang selalu mengajak memakan bangkai para artis ketika mata ini baru saja terbuka di pagi buta.
Sehingga lengkaplah kebobrokan dunia ini, ada yang sudah sedemikian parah sakit moralnya. Ada yang sedemikian akutnya kehilangan hati. Bahkan yang terparah ada yang secara tidak sadar sudah tidak murni lagi aqidahnya. Yang sudah lumayan bagus pemahamannya, terlalu mengunggulkan kelompoknya, dan tidak mau membuka mata dan telinga.
Terkadang ku berpikir, mungkinkah aku terlalu lebay, terlalu perfeksionis, terlalu kritis, sehingga di mataku selalu saja ada yang salah, tidak ada yang benar. Aku juga bingung sendiri. Juga terkadang aku merasa muak pada diriku sendiri,kenapa? Karena ku begitu muak pada dunia dengan segala kebobrokan dan kepalsuannya, tapi aku seperti hanya menjadi penonton, tidak bisa berbuat apa-apa. Apa jangan-jangan, aku juga sama memuakkannya? Dan aku semakin bingung.
So, ga salah kan kalo ku mengatakan dunia ini semakin lama semakin memuakkan. Aku ga mengatakan aku adalah orang yang sempurna yang hanya melakukan perintah-perintah Sang Pencipta dan sudah meninggalkan semua larangannya. Hanya saja, aku merasa gerah dengan keadaan ini. Paling ga kalo belum bisa jadi orang shalih, cintailah mereka. And kalo belum sepenuhnya bisa menghindari maksiat, paling ga bencilah maksiat itu. Seperti kata sahabat Ibnu Mubarak ”Aku mencintai orang-orang shalih, meski aku bukan termasuk di antara mereka. Aku benci pecandu maksiat, meskipun mungkin aku lebih buruk dari mereka.” Tapi, tetep aja ku pikir itu ga bisa dijadikan alasan untuk ga jadi orang shalih n menjauhi maksiat. Tul ga?
Kaum mudanya dirusak moralnya, sedang kaum tuanya dirusak pemikirannya. Tersapu sudah semuanya, ga ada yang tersisa. Jadi buat kita-kita yang masih tersisa ga kesapu (emangnya kotoran), sadarkanlah mereka-mereka yang lagi ga sadar (pingsan kali??). Jangan dibiarkan mereka terlena dengan ketidaksadarannya.
N ternyata ga hanya aku yang muak dengan semua ini. Coba kita lhat ke sekeliling, alam pun rupanya telah bosan lama-lama dihuni oleh manusia-manusia yang banyak melakukan kerusakan, baik merusak dirinya sendiri maupun merusak tempat dia berdiri, bumi. Mungkin alam sudah tidak tahan lagi manahan amarahnya selama ini pada manusia, sehingga terjadilah yng kita saksikan sekarang, banyak sekali bencana terjadi, mulai dari tsunami, banjir, angin puting beliung, de el el. Apakah itu semata-mata karena fenomena alam seperti yang banyak dikatakan orang? Ternyata tidak kawan.
Kawan aku ingin menceritakan padamu sebuah kisah yang mungkin sudah dilupakan atau belum pernah kamu dengar sebelumnya. Kisah nyata tentumya. Kisah yang menunjukkan kuasa Allah dan akibat perbuatan manusia. Terkadang kita berpikir dengan rasio yang lemah. Bahwa yang kita lakukan ternyata bisa berdampak sangat buruk. Begini kisahnya:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra ia berkata, ”Suatu ketika aku masuk menemui Aisyah ra dan seseorang sedang bersamanya. Lalu orang tersebut bertanya, ”Wahai ummul mukminin, ceritakanlah kepada kami tentang berita gempa.” Maka Aisyah memalingkan wajahnya dari orang tersebut. Anas mengatakan, ”Lalu aku mengatakan kepadanya, ”Wahai ummul mukminin, ceritakanlah kepada kami tentang berita gempa.”
Maka Aisyah berkata, ”Wahai Anas, jika aku menceritakannya kepadamu maka engkau akan selalu bersedih, dan dibangkitkan dalam keadaan bersedih karena kesedihan itu sangat membekas dalam hatimu.” Lalu aku megatakan, ”Wahai ummul mukminin, ceritakanlah kepada kami.”
Maka Aisyah mengatakan, ”Sesungguhnya seorang wanita jika menanggalkan pakaiannya diselain rumah suaminya, maka ia akan menyingkap tabir yang menutup antara dirinya dengan Allah Ta’ala, dan jika ia memakai wewangian untuk selain suaminya maka baginya api (neraka) dan cela, jika mereka telah menghalalkan (melakukan) perzinaan, minum khamr dan mengumandangkan nyanyi-nyanyian maka Allah akan menyeru kepada langit dan berfirman kepada bumi, ”Bergoncanglah engkau atas mereka.” jika mereka bertaubat, maka Allah akan hancurkannya atas mereka.
Anas bertanya lagi, ”apakah itu adalah hukuman bagi mereka?” Aisyah menjawab, ”ia adalah rahmat, barakah dan peringatan bagi orang-orang yang beriman, serta kebencian, murka dan siksaan bagi orang-orang yang kafir.”
Anas berkata, ”Belum pernah aku mendengar sebuah hadits sepeninggal Rasulullah saw yang membuatku sangat sangat gembira melebihi hadits ini, bahkan aku hdup dengan kegembiraan, dan aku akan dibangkitkan sementara perasaan gembira itu masih melekat dalam hatku atau ia mengatakan dalam diriku.” (HR. Al Hakim)
Kawan sampai disini ya curhatanku, semoga membuat kita semakin sadar dan arif dalam menjalani hidup ini. Agar kita tidak lupa tujuan hidup kita di dunia ini. Agar kita tidak lupa untuk apa kita diciptakan. Bukankah sudah terukir di palataran wahyu, bahwa kita (manusia, yang ga merasa ya ga usah) dan jin diciptakan untuk beribadah kapadaNya? And ibadah sendiri sangat luas, tidak hanya sebatas ritual, tapi mencakup semua aktivitas yang bisa mendatangkan ridhaNya. Ok terima kasih udah mau denger (ups, baca ding) curhatanku and maaf juga atas kata-kata yang ga enak dibaca. Mari perbaiki diri kita n sadarkan orang lain, mulai lingkungan terkecil, keluarga.
Huuh lega....rasanya seperti habis mengeluarkan BATU BESAR yang tersangkut di tenggorokan ;P
25 januari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar