Rabu, 27 April 2011

KEINDAHAN YANG MELENAKAN

Asy Syifa’s note 260411

Memang benar sungguh akan kecewa mereka yang memilih teman –baik teman hidup atau sekedar teman main- hanya karena faktor lahiriah semata.

Karena keindahan lahiriah itu cepat atau lambat akan luntur.

Karena faktor waktu: dimakan usia, kerupawanan itu akan berubah menjadi kerentaan. Kecelakaan atau sakit yang menyebabkannya tak tak lagi menarik. Atau sekedar karena perubahan2 kecil lainnya.

Lagipula seringkali pesona itu hanyalah karena kemasannya yang menarik sehingga membuat si objek terlihat begitu indah.

Sungguh benar sabda Nabi yang mewanti-wanti kita agar berteman dengan orang2 yang baik karena mereka ibarat minyak wangi, yang darinya kita akan mendapatkan bau wanginya, baik dengan kita membeli minyak wangi itu darinya, diberi olehnya atau sekedar kecipratan wanginya.

Begitupun dengan teman hidup, rasul mengingatkan kita untuk menjadikan agama sebagai kriteria utama dalam memilih.

Namun bukan berarti kita tak boleh menyukai keindahan itu, sah-sah saja selama bukan itu yang dijadikan kriteria utama dan selama keindahan itu tidak melenakan.

(Mau baca kisah nyata tentang keindahan lahiriah yang melenakan? Bisa dibaca di link ini
http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/cinta-sejati-dalam-islam.html)


Tak hanya itu, dunia ini dengan segala keindahannya pun seringkali melenakan.

Padahal sesungguhnya dunia ini hanya bersolek. Ibarat perempuan tua keriput yang bersolek dan mengenakan pakaian yang bagus, hingga membuat para lelaki terpesona olehnya dan berebut ingin menikahinya. Untuk dapat menikahinya dia tidak meminta mahar, hanya saja syaratnya si lelaki harus melepas akhiratnya untuk mendapatkannya. Kesepakatan terjadi dan pernikahan pun berlangsung. Setelah menikah si lelaki pun sadar bahwa wanita yang dinikahinya adalah wanita tua keriput yang jelek, maka diapun menceraikannya dengan talak 3 (ini adalah orang yang beruntung, dia sempat tertipu oleh dunia, lalu dia sadar dan bertobat). Tapi ada juga yang setelah menikah dan dia tau wanita itu tua, keriput dan jelek, dia malah mengatakan ”terlanjur basah, mandi sekali” dan pernikahannya tetap berlanjut (ini adalah orang yang bodoh, sudah tau tertipu oleh dunia tapi masih diteruskan).

Mungkin terkadang kita lupa bahwa Rasul pernah mengingatkan bahwa dunia ini tak lebih dari ”bangkai kambing yang cacat” yang jangankan membeli dengan harga 1 dirham, diberi gratispun tak ada yang mau.

Dunia ini pun tak lebih nilainya dari sayap nyamuk, kalu saja dunia ini berharga seharga sayap nyamuk saja, tentu Allah tidak akan memberi kenikmatan dunia pada orang kafir meski hanya seecuil.

Sungguh merugi mereka yang menjadikan dunia sebagai orientasinya, dan bukannya akhirat..

Hidup kita di dunia ini hayalah seperti mimpi dalam tidur, dan kita baru akan sadar ketika kita bangun dari tidur, yaitu ketika datang kematian.

Dunia ini tak lebih dari sekedar senda gurau dan main2, hanyalah “mata’ul ghurur” kesenangan yang menipu, ”la’ibuwwalaHwun” permainan dan sesuatu yang melalaikan.
” Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al ankabut:64)

Karena kelak mereka yang paling sengsara di dunia, tapi dia beriman, ketika ditanya oleh Allah, apakah dia pernah sengsara di dunia, dia menjawab ”tidak”, mengapa? Karena di lupa akan kesengsaraaannya di dunia ketika telah ditunjukkan sedikit saja kenikmatan yang akan diperolehnya di surga.

Sebaliknya, orang yang paling bahagia di dunia, tapi dia kafir. ketika ditanya oleh Allah, apakah dia pernah bahagia di dunia, dia menjawab ”tidak”, mengapa? Karena di lupa akan kebahagiaannya di dunia ketika telah ditunjukkan sedikit saja kesengsaraan yang akan diperolehnya di neraka.

Namun bukan berati dunia ini selalu tercela, dunia ini bisa menjadi baik jika kita menjadikannya sebagai sarana untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal ,kebahagiaan di akhirat.

Mencari nafkah –bagi para bapak- yang diniatkan untuk menafkahi anak istri bisa manjadi ibadah. Tidur yang diniatkan agar bisa kuat untuk bangun dimalam hari bisa menjadi ibadah. Makan yang diniatkan agar tubuh kuat dan sehat untuk melakukan ketaatan juga ibadah, de el el.

Jadi, masihkah kita mencintai dunia dan menjadikannya sebagai tujuan kita??.

(untuk mendengar kajian tentang cinta dunia silahkan di download di link ini
http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Cinta%20Dunia%20dan%20Solusinya)

semoga coretan ini bermanfaat, kalau ada kata2 yang ngawur tolong diingatkan ya.

(sebagian ditulis di aelembar kertas ketika sedang bosan mengantri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar