oleh Lif Syifa pada 10 Oktober 2011 jam 20:39
Catatan ini ditulis dengan sudut pandang seorang anak kelas 2 SD berumur 7 tahun.
Hari jumat lalu (300911) aku bersama teman2 dan ustadz ustadzah pergi ke kebun, tak lupa kami memakai kostum petani lengkap dengan aksesorisnya, seperti caping dan pacul dari kardus, kayu de es be. Setiba disana kami pun mendengarkan instruksi cara menanam bibit semangka yang benar dari Pak Lukito sang empunya kebun. Setelah itu mulailah kami melepas daun yang digunakan membungkus bibit, kemudian menanamnya dengan memasukkan bagian akar bibit itu ke tanah yang sudah dilubangi dan meratakan tanah di sekitarnya. Tangan kami belepotan tanah, bagitupun halnya dengan kaki kami belepotan lumpur. Bahkan ada teman kami yang sendalnya terendam di lumpur.
Selang beberapa menit kemudian kami langsung bisa memanen semangka, hebat bukan? He3, tapi tentunya yang kami panen bukanlah bibit yang barusan kami tanam, melainkan yang sudah ditanam sendiri oleh pak tani beberapa minggu atau bulan yang lalu. Kami memilih dan memanen sendiri semangka yang kami mau, karena kami kecil kami pun memilih semangka yang kecil agar tak keberatan. Seorang temanku –yang memang ringkih- bahkan sampai keberatan dan meminta ustadzah membawakan untuknya, tapi kemudian ustadzah menyuruhnya membawa sendiri karena beliau keberatan sudah membawa semangkanya sendiri yang juga berat. Setelah itu semangka kami timbang dan langsung kami bayar. Ada yang semangkanya 2 kg, 3 kg, bahkan sampai 5 kg dan 6 kg.
Setelah memanen ria kami mencuci tangan di sumur yang berada di area kebun, sebagian berganti pakaian karena bajunya sudah sangat kotor. Jadi seperti kata iklan, “berani kotor itu baik”. Ada juga yang kemudian memakan bekal yang tadi dibawa, ada yang memotong semangkanya dan dimakan ramai-ramai.
Selanjutnya kami bersiap2 melanjutkan perjalanan menuju masjid terdekat untuk sholat jumat. Semangka kami, kami masukkan ke dalam tas hingga berat sekali tas kami dibuatnya. Selepas sholat kami pun mulai kelaparan n kehausan, apalagi bekal kami sudah habis sejak tadi. Dan senang sekali ketika akhirnya makanan kami datang, kami pun makan siang dengan lahapnya. Setelah kenyang, kami membersihkan area masjid dan bersiap2 pulang.
Hari yang melelahkan tapi sekaligus menyenangkan. Sampai berpeluh2, kata upin & ipin ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar