Kamis, 15 Maret 2012

si mungil

110212
Si mungil itu berlari kesana kemari, mungkin dia merasa dirinya begitu lucu dan menggemaskan. Membuatku tercenung, hingga tak mampu berbuat apa2. Yang ini baru, lebih mungil dari yang kemarin dan lebih agresif, tidak seperti sebelumnya yang pemalu.
Di penghujung malam, akupun terpaksa harus tidur dengan backsound suara si mungil “ngerikiti” lemari. Semoga saja nyenyak.

Keesokan harinya, karena masih ada celah sangat kecil diantara dinding, -padahal dulu celah2 sudah ditutup hingga pendahulunya tak bisa lagi masuk- celah itu pun ditutup.
Semua celah telah ditutup, namun ternyata si mungil masih bisa masuk lewah celah yang lebih kecil lagi di bawah pintu. Tak tanggung2 dia masuk ketika aku sedang berdiri sholat, berlari di dekat kakiku, untung saja aku tak berkata2 atau menjerit, kalau tidak batallah sholatku. Setelah sholat ku obrak-abrik belakang lemari, dia tak bergeming. Perasaanku tak enak, kubuka lemari ternyata dia sedang berdiri tepat diatas sprei dalam lemari, matanya menatapku, seakan2 dia sedang menyeringai mengejekku.
Memang bawah pintu lemari ada celah kecil. Memang si mungil ini benar2 super mungil hingga dia begitu lincah melewati celah2 yang sangat2 kecil. Pantas saja rok dan bajuku robek kecil, padahal perasaan tak pernah “kecantol” apapun.
Setelah lemari digeledah diapun lari keluar.
Menjelang tidur, celah dibawah pintu pun ditutup plus diberi pengaman di belakang pintu. “Akhirnya aku bisa tidur nyenyak juga” pikirku. Tapi, tengah malam aku dibangunkan oleh suara si mungil “ngerikiti” pintu, tadinya kupikir dia didepan pintu didepan kamarku. Ketika kunyalakan hp, seperti ada bayang2 sosok kecil, kuarahkan sinarnya ke sosok itu dia pun berpindah. Ah mungkin mataku saja, karena belum sadar betul. Kunyalakan lampu, dia sudah bertengger di dahan pintu dibelakang sarung yang kugantung dipintu. Dan dilantai sudah berserakan remahan2 kayu yang entah dia “kerikiti” dari mana, karena kuperhatikan pintunya tidak “kroak”. Dia pun berlari ke belakang lemari.
Tak habis pikir, celah mana lagi yang dia jadikan jalan masuk, padahal semua celah sudah ditutup. Dia benar2 gigih, hingga tak pernah kehabisan cara untuk masuk ke kamarku. Entahlah, apa dia memang bertekad untuk merongrong hidupku?




O ya, suatu ketika aku membuka pintu kamar dan dia langsung berlari masuk, sepertinya dia sudah bersiap2 menunggu kesempatan untuk masuk, ckckck.

*si mungil dalam cerita diatas adalaah tikus hitam kecil, sangat kecil dan gesit.
Sebelumnya memang ada tikus hitam kecil yang suka sekali berada di kamar, tapi ukurannya lebih besar dan tidak seagresif yang baru. Ketika celah2 ditutup hidupku mulai tenang, namun beberapa saat kemudian muncullah si mungil itu. Aku curiga jangan2 si mungil ini adalah keponakan atau mungkin anak tikus sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar