oleh Lif Syifa pada 15 November 2011 jam 20:00
Seperti sebuah kebetulan, namun aku tak percaya kata “kebetulan”, karena segala yang terjadi di dunia ini sudah terencana dan tertulis dengan rapi di lauhul mahfudz, tanpa meleset sedikitpun.
Menjelang subuh telingaku sudah dimanjakan dengan lantunan surat ar rahman dari speaker masjid (memang biasanya menjelang adzan, masjid2 sering menyetel murottal kan? namun aku tidak sedang membicarakan mengenai tepat atau tidaknya hal itu, setahuku memang tak ada tuntunannya).
Pagi harinya ketika hendak tilawah, saat kubuka al qur’an, subhanallah ternyata bacaanku sudah sampai surat ar rahman juga, akhirnya aku pun membaca surat itu.
Siang harinya, menjelang adzan dhuhur, kembali aku diperdengarkan surat itu.
Subhanallah, aku seperti diingatkan dengan surat ini ketika sedang galau (ah mungkin aku memang terlalu lebay).
Mungkin ini sebuah teguran halus agar aku tak kufur nikmat, agar aku mensyukuri segala yang sudah Allah beri padaku dan tak terlalu merasa susah dengan cobaan yang diberikanNya padaku.
Dan entahlah, surat itu begitu berkesan buatku dibanding surat2 lain, mungkin karena aku tak paham bahasa arab (tahunya paling2; akhi, ukhti, dkk. he3), dan mungkin karena susunan ayat2 dalam surat ini yang unik karena ada kalimat yang diulang2, sehingga aku sangat mengingat kalimat2 itu. Dan mendengarnya benar2 membuat hati ini terenyuh (entah apa kalimat yang tepat untuk menggambarkannya).
Ramadhan tahun lalu pun –di sepuluh malam terakhirnya lebih tepatnya, entah tanggal berapa- ketika aku sedang galau, aku juga diperdengarkan surat ini, melalui lisan imam masjid kampusku, imamnya sampai sesenggukan saking menghayatinya, dan aku pun serasa ikut hanyut dalam lantunan ayat2 itu, syahdu sekali.
Dan ramadhan tahun ini pun demikian, di sepuluh malam terakhir pula, ketika shalat tarawih imamnya juga melantunkan surat yang sama, sampai sesenggukan juga, dan aku kembali hanyut dalam lantunan surat itu. Dan kurasa malam itu adalah malam ramadhan terindah di tahun ini, malam lailatul qadarkah? Allahu a’lam
Jadi, jika ditanya surat cinta siapa yang paling berkesan bagimu? Kujawab “surat cinta dari Allah yang berjudul ar rahman”. Kalau kamu?
“Dan nikmat TuhanMu yang manakah yang kamu dustakan?”
NB: ternyata menjelang magrib pun murottalnya masih sama; ar rahman.
131111
posting yang tertunda,he3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar