Kamis, 01 Desember 2011

Pernahkah kau merasa?

Pernahkah kau merasa dirimu selalu dimata-matai, dan diawasi semua gerak-gerikmu? Jika aku ditanya demikian, akan kujawab dengan mantap: “iya”. Dan menurut feelingku, kegiatan memata2i ala detektif itu dilakukan hanya karena aku disinyalir berbeda dari mereka2 di tempatku berkecimpung. Sampai2 aku merasa seolah2 banyak kamera pengintai di tiap sudut ruangan yang memonitor setiap sepak terjangku, bahkan telepon selulerku pun disadap, hingga setiap kata yang keluar dari mulutku atau tiap pesan singkat yang kukirim lewat hpku akan diketahui. Entahlah, sepertinya semua ini sudah membuatku jadi senewen tingkat tinggi. Bahkan (kalau ini bukan lagi seolah2, tapi nyata) sengaja disewa seorang detektif untuk menyelidikiku, hanya saja caranya bekerja benar2 tak cerdas, menggunakan media yang tak canggih pula. Bagaimana tidak, mengorek2 keterangan tentang seseorang langsung ditanyakan pada orang itu, to the point lagi. Dan mungkin karena disinyalir berbeda itu pula, sepertinya selalu saja ada yang salah padaku. Bahkan ketika hendak memberi buku pada beberapa orang disana yang ku sayangi pun, harus diverifikasi lebih dulu lebih2 jika berkaitan dengan agama. Segitunya, seperti hendak menyebarkan virus menyesatkan saja, rasa2nya hati ini benar2 terenyuh (entah apa kata yang tepat untuk membahasakannya) dibuatnya.

Hmm entahlah, mungkin semua itu tak lain hanyalah paranoidku yang sedikit berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar