Saudaraku, ketika kau berada di lingkungan yang baik, yang atmosfernya sangat kondusif untuk menjaga stamina imanmu, mungkin sangat nyaman, comfort zone istilah kerennya. Akan berbeda kurasa jika kau berada di lingkungan yang tidak demikian adanya. Di lingkungan yang tidak kau temukan (mungkin lebih tepatnya belum) orang yang sefikrah denganmu, di lingkungan yang tidak kau temukan majelis-majelis yang yang bisa menyirami kekeringan ruhmu.
Misalnya saja, ketika kau berada di lngkungan yang orang-orangnya paham syariat, berjilbab rapat, bahkan ada yang sampai bercadar, mungkin untuk berpakaian yang warnanya sedikit mencolok saja kau akan merasa tidak nyaman, walau jilbabmu pun sudah rapat. Namun ketika di lingkungan yang orang berjilbab rapat jarang kau temui, dan kamu sendiri menjadi ”makhluk langka”, mungkin akan berbeda rasanya. Untuk tetap istiqomah tidak semudah ketika kau berada di lingkungan yang kondusif, tapi tetap bisa Insya Allah, jika kau mau berusaha.
Bersyukurlah saudaraku, jika saat ini kau berada di atmosfer kondusif tersebut, tidak semua orang diberi kesempatan sepertimu. Jika kesempatan ini tidak kau manfaatkan sebaik mungkin, sungguh kau benar-benar merugi. Jangan sampai atmosfer yang kondusif tersebut tidak menjadikanmu manusia yang lebih baik. Hadits Rasul tentang kesempatan adalah nikmat yang jarang disyukuri manusia, benar-benar ku resapi saat ini.
Istiqomah, mungkin memang berat. Disini kujumpai dan kudengar banyak hal yang membuatku miris. Ada seorang akhwat selalu berpakaian gelap dan bercadar pada awalnya, namun lama-kelamaan, kini ketika dia bepergian hanya mengenakan kerudung kecil, bahkan jika dia tampak di depan rumahnya sudah tidak berjilbab sama sekali. Astaghfirullahhal adzim, naudzubillahi min dzalik. Pelajaran moral no.1 (he3, ikut2an andrea hirata) : hidayah bisa sewaktu2 dicabut, karena itu jagalah hidayah itu.
Kisah lain yang ku lihat sendiri, seorang ikhwan, yang kulihat sudah tidak isbal. Dari tampilannya saja harusnya dia paham syariat, istrinya pun sudah berjilbab rapi. Namun ternyata dia masih merelakan tangannya untuk disalami lawan jenis, tanpa mimik keterpaksaan. Ikhwan lainnya bahkan merokok. Pelajaran moral no.2: kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari penampilannya saja, walaupun penampilan tetap saja penting.
Semoga ini menjadi pelajaran untuk kita semua. Dan kita diberi kekuatan untuk istiqomah dimanapun kita berada, hingga ajal menjemput kita, hingga husnul khotimah. Ya Allah berilah kami kekuatan untuk istiqomah, amin.
Di titik ini pun, aku baru meresapi hadits rasul, tentang perintah beriman, kemudian istiqomahlah. Subhanallah. Allahumma sholli ’ala Muhammad wa ’ala ali Muhammad.
Hmm, istiqomah 1 kata yang ”gampang-gampang susah” untuk dikerjakan. Tapi coba cermati frase diatas, ada 2 kata gampang dan 1 kata susah, berarti lebih banyak gampangnya kan??. Jadi ngelantur kemana-mana nih : D
2 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar