Senin, 24 Januari 2011

MESIR VAN PAPUA jilid III

O ya kawan, kalau di daerah lain kios-kios kecilnya pintunya tebuka lebar untuk memudahkan pembelinya memilih barang yang akan dibelinya, lain halnya dengan di timika, disini kios-kiosnya bagian depannya tidak terbuka, tapi diberi jaring2 (apa ya istilah tepatnya??), coz kalau ga gitu, bisa-bisa ketika ditinggal ke belakang sebentar, ludes tu barang-barang dagangan.

Kalau di Indonesia Barat sana banyak rumah makan prasmanan –yang pembelinya bisa ngambil senndiri sepuasnya- disini jangan coba-coba deh bikin rumah makan prasmanan. Tanya kenapa? Tidak lain dan tidak bukan karena disini orang-orangnya (pembeli -red), terutama penduduk asli, makannya buanyak banget, belum lagi takutnya ntar mereka ga jujur udah ngambil lauk apa aja. So, hampir bisa dipastikan, bakalan bangkrut tu rumah makan kalau kalau pake sistem prasmanan. Ga percaya? Silahkan buktikan.

Kalau kamu pada suka nonton film action, datang aja kesini. Disini kamu akan sering menjumpai orang mabuk (bukan mabuk kepayang pastiya ;D) berkeliaran sambil teriak-teriak ga jelas, pemandangan yang lumrah. Kadang pake acara tengkartengkar gitu. Waktu itu, seru banget ada yang sampe bergulat.

Sesekali juga terjadi rusuh kecil-kecilan. Alkisah ada beberapa anak kecil kira-kira 10 tahunan lah, lari-lari mengejar seorang pemuda (bukan main kejar2an lo ;P ) ngejarnya pake bawa parang segala, tapi sayang aku ga melihatnya dengan mata kepala sendiri. Aku hanya sempat menyaksikan adegan berikutnya: 2 orang polisi mengejar mereka sambil sambil melepaskan tembakan ke udara –yang dikejar udah kabur entah kemana-. Lokasi kejadiannya ga jauh dari rumahku.

Ada lagi, malam hari ni kejadiannya. Sekelompok orang ga jelas lagi tawuran lempar-lemparan batu di jalan ramai n lokasi padat penduduk, takutnya tuh batu ntar nyasar-nyasar. Penduduk di sekitar kejadian spntan menutup pintu rumah mereka, yang punya usaha dirumahpun segera menutup rumahnya. Tak ketinggalan bapakku langsung nutup pintu. Dan tak lama ”DUAK” tuh batu mengenai pintu rumahku, beruntung tuh pintu udah ditutup.

O ya disini kawan kau tidak akan menjumpai pengemis seperti di kota-kota besar. Tapiiiii pencurinya jangan ditanya, banyak. Bayangkan saja, sendal aja yang kamu letakkan depan rumah bisa melayang –apalagi kalau bagus-, baju-baju di jemuran tuh, minyak tanah, pokoknya apa saja yang bisa dicuri. Tetanggaku ni, pintu rumahnya terbuka, masuk deh tamu tak diundang n mengambil beberapa HP penghuninya. Bahkan ni panci ibuku yang udah ga bagus aja dicuri tuh, tapi untungnya ketahuan.

Kalau udah gitu biasanya barang2 curian dijual ke penduduk. So, kalau kadang ada orang menawarkan sembako, sandal bekas, HP bekas, or lainnya yang bekas-bekas dengan harga murah, perlu dicuriga tu.

Ada cerita lucu, di pasar ada seorang ibu beli ayam ke penjual, ehhh tiba2 si pemilik ayam datang, katanya ayamnya baru dicuri. Usut punya usut ternyata si penjual ayam membeli ayam dari si pencuri. Batal deh tuh ayam dibeli ma si ibu.

Kalau boleh aku buat motto, mungkin gini kalee ya ” bagi kami, mencuri lebih terhormat daripada mengemis!!” ;D ;D

Kalau kau menabrak ”orang sini”, siap-siap aja duit yang banyak, coz biasanya mereka bakalan minta ”DENDA” atas kecelakaan itu, meskipun hanya lecet sedikit, apalagi kalau parah. Jadi kalau ada keluarganya tertabrak, mereka bukannya sedih, tapi senang coz bakalan dapat duit..

Ada lagi nih cerita lucu, waktu itu ada orang pake koteka –tau kan??- nah orang-orang pada penasaran tuh n ingin foto bareng, coz unik gitu. Eeeh taunya habis foto, dia minta duit. Ha3, kasian banget yang minta foto bareng, dipikir gratis kalee.

Dari depan rumahku aku sering menyaksikan kecelakaan kecil-kecilan, sepeda motor nyerempet motor lainnya lah, nah kalau udah gitu ramai orang-orang mengerumuni, kadang para pengendara beradu mulut tengkar gitu

Kalau di daerah lain, para orang tua mungkin menakuti anaknya dengan hantu, ”jangan main disana, ada hantunya lo”. Tapi kalau disini, bukan hantu yang dijadikan momok mengerikan bagi anak2, tapi ”meno’” (sebutan untuk penduduk asli), jadi kata2nya dirubah menjadi ”jangan main disana, ada meno mabuk lo” ;D

Disini juga dikenal istilah ”aibon” , yaitu anak-anak jalanan, yang selalu menghisap sejenis lem –lem aibon- yang sepertinya bersifat candu.

Hmm, itulah sekelumit kisah di Mesirku, he2.... ;D
20 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar