Kamis, 23 Juni 2011
MESIR VAN PAPUA JILID V: TIMIKA KINI BERSIH
Kalau flash back mengingat 5-6 tahun lalu –masa2 muda saya dulu, SMA- kota ini sangat kotor, sampah2 berserakan dimana2, terutama di tempat2 vital seperti pasar. Tapi jangan ditanya kalau sekarang, tak ada lagi sampah2 menumpuk di pinggir jalan. Lalu apa rahasianya?
Ya, bagaimana tidak bersih kini kebersihan kota sudah dimanage sedemikian rupa. Petugas yang membersihkan saja ada dua shift, pagi dan petang. Mereka mengangkut sampah2 dengan truck, dan juga ada lagi sepeda motor –diengkapi bak sampah- berkeliling membersihkan sisa2 sampah yang masih tersisa. Jumlah personilnya pun cukup banyak: 70 sekian/harinya, cukup banyak untuk kota yang terbilang kecil ini, itupun tidak ada hari libur, hari raya dan hari minggu tetap kerja. Juga ada pengawasnya yang berpatroli mengawasi hasil kerja bawahannya.
Petugas2 kebersihan itu diberi imbalan yang lumayan, untuk bekerja yang hanya setengah hari mereka diberi upah 90.000/hari, kalau dikalikan 30 = 2.700.000/bulannya, mengalahkan gaji mereka2 yang berpakaian rapi ketika bekerja. Hmm, pantas saja.
Jadi, teringat Fizi dalam Upin & Ipin yang bercita-cita menjadi petugas pengangkut sampah.
Saya kira, di timika ini kalau mau bekerja –apa saja yang penting halal- tidak ada ceritanya orang kelaparan. Makanya disini tidak ditemui pengemis atau anak2 jalanan yang berkeliaran di lampu merah.
Mari jaga kebersihan kota kita!!
HUKUM ALLAH PASTI ADIL
210611
Rasa2nya darah saya mendidih melihat berita2 di televisi beserta opini2nya yang lebih sering mencitrakan buruk tentang Islam.
Misalnya saja ketika sedang heboh2nya teroris, seakan2 cadar, jenggot dan celana cingkrang menjadi ikon teroris. Padahal semua itu adalah termasuk ajaran Islam.
Dan yang masih sangat hangat, bahkan masih panas adalah mengenai qishash (yang dilakukan pemerintah yang berwenang tentunya, bukan sembarang orang), yakni hukuman bunuh bagi seorang pembunuh (terlepas dari apa sebab orang melakukan pembunuhan, diplomasi pemerintah kita de es be, saya tidak sedang membicarakan itu).
Media seakan2 mencitrakan bahwa hukuman bunuh bagi seorang pembunuh adalah tidak manusiawi, kejam de es be. Orang2 juga ikut2an latah berkomentar sembarangan tentang ini, dan tidak sedikit yang mencela dan mengecam hukuman itu.
Satu yang perlu kita INGAT, hukuman qishash bukan sekedar hukum Arab, tapi hukum Islam, hukum Allah, dan tidak ada satupun hukum di muka bumi ini yang lebih adil dari hukum Allah. Hati2 jangan sampai lisan kita ikut-ikutan latah mencela dan mengecam hukum qishash tersebut.
“Tidaklah halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali dengan satu di antara tiga perkara: orang yang sudah menikah berzina, orang yang membunuh orang lain maka dibunuh (qishash), dan orang yang meninggalkan agama dan memisahkan diri dari jamaah (murtad).” (HR. Al-Bukhari, Kitabud Diyat 6; Muslim, Kitabul Qasamah, 25; Abu Dawud, Kitabul Hudud 1; At-Tirmidzi, Kitabul Hudud 15; An-Nasa`i, Bab At-Tahrim 5, 11, 14; Ad-Darimi, Kitab As-Siyar 11; Ahmad bin Hanbal 1/61,63,65,70, 163,382,428,444,465; 6/181, 214)
Bahkan membenci -meski HANYA- sebagian ajaran islam adalah termasuk kemunafikan, yaitu kemunafikan I’tiqodi/keyakinan –jika sampai mati tidak tobat, menyebabkan kekalnya seseorang di neraka- naudzubillah
http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Definisi%20Kemunafikan%20%2526%20Macam2nya
Jadi jangan sampai kita membenci ajaran-ajaran Islam, bahkan yang masih belum bisa kita nalar apa hikmah dibalik syariat itu, termasuk juga poligami –he3,biasanya wanita sangat sensitif soal ini-, perbedaan antara laki2 n wanita dalam beberapa hukum –karena ini sering dijadikan senjata bagi kaum feiminis- de el el. Kita yakini saja bahwa Allah yang telah menetapkan syariat Islam pasti adil dan tidak mungkin mendzolimi hambaNya.
hmm, kalau di indonesia diterapkan hukum potong tangan- bagi pencuri yang kadar curiannya sudah mencapai nishab- mungkin tidak ada lagi yang berani korupsi.
Dan satu hal yang ingin saya kritisi, mencari nafkah adalah kewajiban suami, bukannya istri. Apalagi sampai melepaskan istri melakukan safar sampai keluar negeri tanpa mahram, tentu tidak dapat dibenarkan, bahkan untuk beribadah saja –haji- perempuan tetap harus disertai mahram. Wahai para lelaki jika tak mau bersusah2 menafkahi istri dan anak, berpikir2lah lagi sebelum memutuskan untuk menikah.
Allahua’lam
Rasa2nya darah saya mendidih melihat berita2 di televisi beserta opini2nya yang lebih sering mencitrakan buruk tentang Islam.
Misalnya saja ketika sedang heboh2nya teroris, seakan2 cadar, jenggot dan celana cingkrang menjadi ikon teroris. Padahal semua itu adalah termasuk ajaran Islam.
Dan yang masih sangat hangat, bahkan masih panas adalah mengenai qishash (yang dilakukan pemerintah yang berwenang tentunya, bukan sembarang orang), yakni hukuman bunuh bagi seorang pembunuh (terlepas dari apa sebab orang melakukan pembunuhan, diplomasi pemerintah kita de es be, saya tidak sedang membicarakan itu).
Media seakan2 mencitrakan bahwa hukuman bunuh bagi seorang pembunuh adalah tidak manusiawi, kejam de es be. Orang2 juga ikut2an latah berkomentar sembarangan tentang ini, dan tidak sedikit yang mencela dan mengecam hukuman itu.
Satu yang perlu kita INGAT, hukuman qishash bukan sekedar hukum Arab, tapi hukum Islam, hukum Allah, dan tidak ada satupun hukum di muka bumi ini yang lebih adil dari hukum Allah. Hati2 jangan sampai lisan kita ikut-ikutan latah mencela dan mengecam hukum qishash tersebut.
“Tidaklah halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali dengan satu di antara tiga perkara: orang yang sudah menikah berzina, orang yang membunuh orang lain maka dibunuh (qishash), dan orang yang meninggalkan agama dan memisahkan diri dari jamaah (murtad).” (HR. Al-Bukhari, Kitabud Diyat 6; Muslim, Kitabul Qasamah, 25; Abu Dawud, Kitabul Hudud 1; At-Tirmidzi, Kitabul Hudud 15; An-Nasa`i, Bab At-Tahrim 5, 11, 14; Ad-Darimi, Kitab As-Siyar 11; Ahmad bin Hanbal 1/61,63,65,70, 163,382,428,444,465; 6/181, 214)
Bahkan membenci -meski HANYA- sebagian ajaran islam adalah termasuk kemunafikan, yaitu kemunafikan I’tiqodi/keyakinan –jika sampai mati tidak tobat, menyebabkan kekalnya seseorang di neraka- naudzubillah
http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Definisi%20Kemunafikan%20%2526%20Macam2nya
Jadi jangan sampai kita membenci ajaran-ajaran Islam, bahkan yang masih belum bisa kita nalar apa hikmah dibalik syariat itu, termasuk juga poligami –he3,biasanya wanita sangat sensitif soal ini-, perbedaan antara laki2 n wanita dalam beberapa hukum –karena ini sering dijadikan senjata bagi kaum feiminis- de el el. Kita yakini saja bahwa Allah yang telah menetapkan syariat Islam pasti adil dan tidak mungkin mendzolimi hambaNya.
hmm, kalau di indonesia diterapkan hukum potong tangan- bagi pencuri yang kadar curiannya sudah mencapai nishab- mungkin tidak ada lagi yang berani korupsi.
Dan satu hal yang ingin saya kritisi, mencari nafkah adalah kewajiban suami, bukannya istri. Apalagi sampai melepaskan istri melakukan safar sampai keluar negeri tanpa mahram, tentu tidak dapat dibenarkan, bahkan untuk beribadah saja –haji- perempuan tetap harus disertai mahram. Wahai para lelaki jika tak mau bersusah2 menafkahi istri dan anak, berpikir2lah lagi sebelum memutuskan untuk menikah.
Allahua’lam
Jumat, 17 Juni 2011
MARAH
140611
Hari ini melihat 2 fenomena yang membuatku ingin marah.
Orang tua yang kasar pada anaknya,
Rasanya aku benci sekali melihatnya sampai2 ingin menangis, dan entahlah aku selalu merasa sakit ketika ada orang marah2 dengan kasar, walaupun bukan aku yang dimarahi. Padahal anak adalah amanah yang harus dijaga dan diperlakukan dengan baik. Sadar atau tidak, anak yang selalu dimarahi, diperlakukan dengan kasar, disalahkan, dan tidak dihargai prestasi sekecil apapun yang dia raih akan tumbuh menjadi manusia yang kerdil, minder, tidak percaya diri, karena sejak kecil selalu dkerdilkan jiwanya. Apalagi jika tiap hari diperlakukan demikian, semua perlakuan dan kata2 itu akan mengkristal diotaknya.
Dan dua orang yang pacaran sebelum halal,
Padahal segala yang dinikmati pada waktunya akan lebih nikmat, plus berpahala lagi. Tapi memang begitulah kebanyakan pemuda jaman sekarang. Entah apa karena mereka tak tahu atau memang tak mau tahu, itu urusan mereka. Memang sih tidak bisa dipungkiri, seperti kata sebuah syair segala yang terlarang selalu menarik.
Aku hanya beharap semoga aku dan anak2ku tak mengalami dua hal diatas. Melihat banyaknya orang2 tua tidak bijak, ingin sekali rasanya menjadi ibu yang baik bagi anak2ku, mengajari mereka tentang Din ini -termasuk tentang interaksi dengan pasangan jenisnya (karena laki2 dan perempuan diciptakan untuk berpasangan bukannya menjadi lawan)- dan menyayangi mereka dengan sepenuh hati. Jadi ingin belajar lebih banyak tentang parenting.
Hari ini melihat 2 fenomena yang membuatku ingin marah.
Orang tua yang kasar pada anaknya,
Rasanya aku benci sekali melihatnya sampai2 ingin menangis, dan entahlah aku selalu merasa sakit ketika ada orang marah2 dengan kasar, walaupun bukan aku yang dimarahi. Padahal anak adalah amanah yang harus dijaga dan diperlakukan dengan baik. Sadar atau tidak, anak yang selalu dimarahi, diperlakukan dengan kasar, disalahkan, dan tidak dihargai prestasi sekecil apapun yang dia raih akan tumbuh menjadi manusia yang kerdil, minder, tidak percaya diri, karena sejak kecil selalu dkerdilkan jiwanya. Apalagi jika tiap hari diperlakukan demikian, semua perlakuan dan kata2 itu akan mengkristal diotaknya.
Dan dua orang yang pacaran sebelum halal,
Padahal segala yang dinikmati pada waktunya akan lebih nikmat, plus berpahala lagi. Tapi memang begitulah kebanyakan pemuda jaman sekarang. Entah apa karena mereka tak tahu atau memang tak mau tahu, itu urusan mereka. Memang sih tidak bisa dipungkiri, seperti kata sebuah syair segala yang terlarang selalu menarik.
Aku hanya beharap semoga aku dan anak2ku tak mengalami dua hal diatas. Melihat banyaknya orang2 tua tidak bijak, ingin sekali rasanya menjadi ibu yang baik bagi anak2ku, mengajari mereka tentang Din ini -termasuk tentang interaksi dengan pasangan jenisnya (karena laki2 dan perempuan diciptakan untuk berpasangan bukannya menjadi lawan)- dan menyayangi mereka dengan sepenuh hati. Jadi ingin belajar lebih banyak tentang parenting.
MENUNGGU YANG HALAL
100611
Setelah hampir seperempat abad perjalanan hidupku, dan dengan banyaknya peristiwa yang kualami, aku mengambil sebuah kesimpulan bahwa: terkadang aku harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan sesuatu, tapi aku selalu mendapatkan yang hasil yang rata2 lebih baik dari orang kebanyakan.
Misalnya saja dalam hal pekerjaan, cukup lama aku menunggu, dan pada akhirnya aku diterima sebagai CPNS , sebuah pekerjaan yang diimpikan banyak orang, bahkan tidak sedikit yang rela menyuap demi posisi ini. Padahal Allah melaknat orang yang menyuap dan menerima suap , dan dilaknat Allah bukanlah perkara kecil, dilaknat berarti dijauhkan dari rahmat Allah n otomatis dijauhkan dari surga. Masih menunggu SK memang, dan cukup menguras tenaga dan pikiran untuk mengurus pemberkasannya. Walaupun sebenarnya aku sendiri tidak terlalu berminat dengan profesi ini, bukan apa2 sebenarnya, siapa yang bisa menjamin ketika ngantor nanti tidak ada ikhtilath -campur baur antara laki2 dan perempuan-, belum lagi atmosfernya yang tidak kondusif, orang dari berbagai latar belakang agama ada, yang seakidahpun tidak bisa dijamin orang2nya sepaham denganku. Berbeda halnya jika bekerja di tempat yang kondusif, tidak ada ikhtilath, orang2nya seakidah dan bagus atmosfernya.
Sambil menunggu SK yang masih lama, aku mencoba melamar ke 2 sekolah Islam –yang 1 sudah jauh2 hari sebelum itu sih-, dan aku lebih cenderung ke sekolah pertama, tapi sampai saat ini belum ada kelanjutannya. Dan aku diterima di sekolah kedua, atmosfernya bagus memang, hanya saja ada hal berbenturan denganku. Tapi its ok lah, alhamdulilah aku bisa menjadi guru, sebuah profesi yang belakang ini sangat kuidamkan, -padahal dulu aku benar2 tidak ingin menjadi guru, sampai2 aku rela tidak mengambil jurusan yang sangat aku suka (matematika) karena tak ingin berprofesi tersebut-. Aku benar2 ingin menjadi seorang pendidik, yang tidak hanya mencerdaskan, tapi juga mampu mendidik serta mentransfer prinsip2 yang kuyakini pada anak didikku.
Dan 1 hal lagi yang tak kalah pentingnya, bekerja di sektor ini relatif aman dari penghasilan2 yang syubhat atau bahkan haram.
Sebelumnya aku juga pernah melamar di sebuah bank berlabel syariah yang tadinya aku yakin disana aman (baca: halal) tapi ternyata setelah aku telusuri lebih lanjut, bank2 berlabel syariahpun pada hakikatnya masih menggunakan riba. Ketika aku tahu tentang hal itu, aku sudah melalui beberapa tahapan tes dan hanya tinggal satu tahap lagi, dan aku yakin aku akan diterima. Tapi akhirnya aku bulatkan tekad untuk tidak melanjutkannya.
Alhamdulillah aku bisa diterima bekerja di sektor yang aman, bebas dari riba dan teman2nya. karena tidak sedikit teman2 kuliahku yang bergelut di sektor yang bergelimang dengan riba, karena memang jurusanku (ekonomi akuntansi) rawan bergelut di sektor yang sarat riba. Dan tidak bisa dipungkiri, hari2 ini sektor2 ekonomi sangat banyak yang bersinggungan dengan riba, yang jelas2 tampak bank misalnya. Belum lagi perusahaan properti yang biasanya menggiunakan sistem riba, finance, pegadaian, asuransi de el el.
Dan memang segala yang haram selalu menyisakan masalah, termasuk harta. Dari cerita teman2 maupun orang yang kukenal yang bekerja di bank –bergelimang riba pastinya- sering ku dengar mereka ditimpa masalah yang timbul dari pekerjaannya. Salah seorang temanku yang tadinya berjilbab –meskipun jilbabnya masih jilbab gaul- karena bekerja di bank diapun melepas jilbabnya. Sudah membuka jilbab, makan harta haram pula. Ada lagi yang mengalami “selisih kurang“, kas yang ada lebih sedikit dari yang dibuku, dan diapun harus diomel2in atasannya didepan teman2nya dan mengganti kekurangan tersebut. Ada juga yang entah bagaimana ceritanya dia terkena kasus, kabarnya karena mengambil uang nasabah –sepertinya modusnya mirip Malinda Dee- sampai2 beritanya masuk surat kabar.
Jadi intinya tak perlu merisaukan masalah rizki, karena bahkan sebelum kita lahir rizki kita sudah ditentukan jatahnya, tak akan berubah dan tak akan salah alamat. Tinggal ikhtiar kita mau mengambil dengan cara halal atau haram, pilihan ada di tangan kita. Dan kita pun tak akan mati sebelum dicukupkan rizki yang menjadi jatah kita.
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS: Al Ankabut: 60)
Setelah hampir seperempat abad perjalanan hidupku, dan dengan banyaknya peristiwa yang kualami, aku mengambil sebuah kesimpulan bahwa: terkadang aku harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan sesuatu, tapi aku selalu mendapatkan yang hasil yang rata2 lebih baik dari orang kebanyakan.
Misalnya saja dalam hal pekerjaan, cukup lama aku menunggu, dan pada akhirnya aku diterima sebagai CPNS , sebuah pekerjaan yang diimpikan banyak orang, bahkan tidak sedikit yang rela menyuap demi posisi ini. Padahal Allah melaknat orang yang menyuap dan menerima suap , dan dilaknat Allah bukanlah perkara kecil, dilaknat berarti dijauhkan dari rahmat Allah n otomatis dijauhkan dari surga. Masih menunggu SK memang, dan cukup menguras tenaga dan pikiran untuk mengurus pemberkasannya. Walaupun sebenarnya aku sendiri tidak terlalu berminat dengan profesi ini, bukan apa2 sebenarnya, siapa yang bisa menjamin ketika ngantor nanti tidak ada ikhtilath -campur baur antara laki2 dan perempuan-, belum lagi atmosfernya yang tidak kondusif, orang dari berbagai latar belakang agama ada, yang seakidahpun tidak bisa dijamin orang2nya sepaham denganku. Berbeda halnya jika bekerja di tempat yang kondusif, tidak ada ikhtilath, orang2nya seakidah dan bagus atmosfernya.
Sambil menunggu SK yang masih lama, aku mencoba melamar ke 2 sekolah Islam –yang 1 sudah jauh2 hari sebelum itu sih-, dan aku lebih cenderung ke sekolah pertama, tapi sampai saat ini belum ada kelanjutannya. Dan aku diterima di sekolah kedua, atmosfernya bagus memang, hanya saja ada hal berbenturan denganku. Tapi its ok lah, alhamdulilah aku bisa menjadi guru, sebuah profesi yang belakang ini sangat kuidamkan, -padahal dulu aku benar2 tidak ingin menjadi guru, sampai2 aku rela tidak mengambil jurusan yang sangat aku suka (matematika) karena tak ingin berprofesi tersebut-. Aku benar2 ingin menjadi seorang pendidik, yang tidak hanya mencerdaskan, tapi juga mampu mendidik serta mentransfer prinsip2 yang kuyakini pada anak didikku.
Dan 1 hal lagi yang tak kalah pentingnya, bekerja di sektor ini relatif aman dari penghasilan2 yang syubhat atau bahkan haram.
Sebelumnya aku juga pernah melamar di sebuah bank berlabel syariah yang tadinya aku yakin disana aman (baca: halal) tapi ternyata setelah aku telusuri lebih lanjut, bank2 berlabel syariahpun pada hakikatnya masih menggunakan riba. Ketika aku tahu tentang hal itu, aku sudah melalui beberapa tahapan tes dan hanya tinggal satu tahap lagi, dan aku yakin aku akan diterima. Tapi akhirnya aku bulatkan tekad untuk tidak melanjutkannya.
Alhamdulillah aku bisa diterima bekerja di sektor yang aman, bebas dari riba dan teman2nya. karena tidak sedikit teman2 kuliahku yang bergelut di sektor yang bergelimang dengan riba, karena memang jurusanku (ekonomi akuntansi) rawan bergelut di sektor yang sarat riba. Dan tidak bisa dipungkiri, hari2 ini sektor2 ekonomi sangat banyak yang bersinggungan dengan riba, yang jelas2 tampak bank misalnya. Belum lagi perusahaan properti yang biasanya menggiunakan sistem riba, finance, pegadaian, asuransi de el el.
Dan memang segala yang haram selalu menyisakan masalah, termasuk harta. Dari cerita teman2 maupun orang yang kukenal yang bekerja di bank –bergelimang riba pastinya- sering ku dengar mereka ditimpa masalah yang timbul dari pekerjaannya. Salah seorang temanku yang tadinya berjilbab –meskipun jilbabnya masih jilbab gaul- karena bekerja di bank diapun melepas jilbabnya. Sudah membuka jilbab, makan harta haram pula. Ada lagi yang mengalami “selisih kurang“, kas yang ada lebih sedikit dari yang dibuku, dan diapun harus diomel2in atasannya didepan teman2nya dan mengganti kekurangan tersebut. Ada juga yang entah bagaimana ceritanya dia terkena kasus, kabarnya karena mengambil uang nasabah –sepertinya modusnya mirip Malinda Dee- sampai2 beritanya masuk surat kabar.
Jadi intinya tak perlu merisaukan masalah rizki, karena bahkan sebelum kita lahir rizki kita sudah ditentukan jatahnya, tak akan berubah dan tak akan salah alamat. Tinggal ikhtiar kita mau mengambil dengan cara halal atau haram, pilihan ada di tangan kita. Dan kita pun tak akan mati sebelum dicukupkan rizki yang menjadi jatah kita.
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS: Al Ankabut: 60)
SAKIT & DOKTER
090611
Saya selalu beranggapan seseorang dikatakan sakit itu jika dia “benar2“ sakit dan hanya bisa tergeletak di tempat tidur. Sementara jika hanya mengalami “sedikit masalah“ pada tubuhnya tapi masih bisa beraktifitas itu bukanlah sakit, hanya tidak enak badan.
Mungkin karena anggapan itulah saya tidak pernah menganggap gangguan2 kecil pada tubuh saya sebagai sakit, sehingga saya santai2 saja dan tidak terlalu merisaukannya, apalagi jika gangguan itu sudah lama membersamai saya.
Tapi belakangan ketika ada satu gangguan yang mulai ngelunjak dan saya sudah capek dengannya, dan juga kekhawatiran saya –mungkin lebih tepatnya paranoid- jika gangguan itu bisa berdampak pada rahim saya (padahal ga ada hubungannya, he3..... soalnya saya kan pengen punya rahim yang subur dan bisa melahirkan banyak anak) saya mengazzamkan diri untuk berkunjung ke dokter. Setelah diidagnosa ternyata bukan penyakit yang serius dan juga bukan penyakit yang bisa berdampak buruk pada rahim dan kesuburan.
Tapi sekarang, saya ingin lebih menyayangi tubuh saya. Gangguan2 sekecil apapun ingin segera saya atasi. Termasuk gangguan yang sebenarnya sudah saya ketahui sebabnya, tapi saya lebih suka menurutkan nafsu saya untuk tidak berpola hidup yang bersahabat terhadap gangguan tersebut.
Bicara sakit tentu tidak jauh dari profesi satu ini. Dokter, merupakan profesi yang membuat saya enggan untuk menemuinya. Entah sejak kapan saya mulai enggan menemui jenis profesi ini, padahal dulunya saya biasa2 saja, mungkin sejak kuliah.
Ketika bertemu dokter biasanya selalu bertemu wajah2 yang serius, mugkin kebanyakan mikir kali ya. Udah gitu kesannya tidak bersahabat, pola komunikasinya pun sebagai si sakit dan si dokter, jadi benar2 merasa sakit.
Mungkin yang paling membuat saya enggan adalah karena saya pernah dimarahi oleh seorang dokter, sampai nangis lagi (duh memalukan sekali). Orang udah sakit dimarahi lagi, membuat saya tidak bisa menahan untuk tidak menangis, padahal saya bukanlah jenis orang yang mudah menangis didepan orang. Begini katanya “obat itu bukan segala2nya, perilaku itu yang segala2nya”. Tapi memang benar sih apa yang dikatakannya, mungkin juga dia bosan melihat wajah saya, datang beberapa kali dan dengan keluhan yang sama pula. He2 saya memang bandel.
Tapi, kemarin ketika saya ke dokter untuk memeriksakan gangguan yang saya sebut diatas, saya menemukan sosok dokter yang berbeda dari yang biasa saya temui. Baru melihat wajahnya saja, wajahnya tidak membuat saya takut. Dan setelah masuk ke ruangan dan berkonsultasi, sikapnya pun sangat bersahabat, ditambah wajahnya yang menyunggingkan senyum. Dan lagi dia juga menjelaskan secara terperinci mengenai hasil diagnosanya, jenis penyakitnya, sebab2nya de el el (sehingga saya benar2 paham) dengan bahasa yang lugas dan bersahabat, dan juga diselingi diskusi, seperti seorang siswa yang menjelaskan kepada teman sebangkunya tentang pelajaran yang susah dimngerti. Belum apa2 saya sudah merasa sembuh.
Semestinya memang begitulah seharusnya seorang dokter bersikap, dengan begitu pasien akan merasa sembuh sebelumnya. Dan orang tidak akan takut berkunjung ke dokter bila dia sakit. Seperti kata upin n ipin pada kak Ros yang galak dan bercita-cita jadi dokter “ada ke yang mau jumpa dokter garang macam akak? Ha3“....
Tapi memang tidak bisa disalahkan jika ada orang yang memiliki wajah “serius“ atau “seram“, yang kadang belum apa2 membuat orang merasa takut, karena mungkin memang itu bawaan dari lahir. Tapi setelah dekat ternyata orang tersebut adalah orang yang ramah.
Mungkin saya juga termasuk orang dengan wajah begitu, karena dari beberapa teman yang saya tanya, kesan pertama ketika melihat saya adalah “seram”. Jadi saya tidak heran atau marah ketika ada seorang teman saya yang mengatakan kalau saya “agak” antagonis –sepetinya kata “agak” ini hanya untuk memperhalus-. Karena itu, dulu ketika setelah didiagnosa mata saya min, saya tetap saja jarang memakai kacamata, bahkan sekaramg tidak sama sekali. Lalu bagaimana ya agar wajah kita tidak terkesan seram atau terlalu serius?
Saya selalu beranggapan seseorang dikatakan sakit itu jika dia “benar2“ sakit dan hanya bisa tergeletak di tempat tidur. Sementara jika hanya mengalami “sedikit masalah“ pada tubuhnya tapi masih bisa beraktifitas itu bukanlah sakit, hanya tidak enak badan.
Mungkin karena anggapan itulah saya tidak pernah menganggap gangguan2 kecil pada tubuh saya sebagai sakit, sehingga saya santai2 saja dan tidak terlalu merisaukannya, apalagi jika gangguan itu sudah lama membersamai saya.
Tapi belakangan ketika ada satu gangguan yang mulai ngelunjak dan saya sudah capek dengannya, dan juga kekhawatiran saya –mungkin lebih tepatnya paranoid- jika gangguan itu bisa berdampak pada rahim saya (padahal ga ada hubungannya, he3..... soalnya saya kan pengen punya rahim yang subur dan bisa melahirkan banyak anak) saya mengazzamkan diri untuk berkunjung ke dokter. Setelah diidagnosa ternyata bukan penyakit yang serius dan juga bukan penyakit yang bisa berdampak buruk pada rahim dan kesuburan.
Tapi sekarang, saya ingin lebih menyayangi tubuh saya. Gangguan2 sekecil apapun ingin segera saya atasi. Termasuk gangguan yang sebenarnya sudah saya ketahui sebabnya, tapi saya lebih suka menurutkan nafsu saya untuk tidak berpola hidup yang bersahabat terhadap gangguan tersebut.
Bicara sakit tentu tidak jauh dari profesi satu ini. Dokter, merupakan profesi yang membuat saya enggan untuk menemuinya. Entah sejak kapan saya mulai enggan menemui jenis profesi ini, padahal dulunya saya biasa2 saja, mungkin sejak kuliah.
Ketika bertemu dokter biasanya selalu bertemu wajah2 yang serius, mugkin kebanyakan mikir kali ya. Udah gitu kesannya tidak bersahabat, pola komunikasinya pun sebagai si sakit dan si dokter, jadi benar2 merasa sakit.
Mungkin yang paling membuat saya enggan adalah karena saya pernah dimarahi oleh seorang dokter, sampai nangis lagi (duh memalukan sekali). Orang udah sakit dimarahi lagi, membuat saya tidak bisa menahan untuk tidak menangis, padahal saya bukanlah jenis orang yang mudah menangis didepan orang. Begini katanya “obat itu bukan segala2nya, perilaku itu yang segala2nya”. Tapi memang benar sih apa yang dikatakannya, mungkin juga dia bosan melihat wajah saya, datang beberapa kali dan dengan keluhan yang sama pula. He2 saya memang bandel.
Tapi, kemarin ketika saya ke dokter untuk memeriksakan gangguan yang saya sebut diatas, saya menemukan sosok dokter yang berbeda dari yang biasa saya temui. Baru melihat wajahnya saja, wajahnya tidak membuat saya takut. Dan setelah masuk ke ruangan dan berkonsultasi, sikapnya pun sangat bersahabat, ditambah wajahnya yang menyunggingkan senyum. Dan lagi dia juga menjelaskan secara terperinci mengenai hasil diagnosanya, jenis penyakitnya, sebab2nya de el el (sehingga saya benar2 paham) dengan bahasa yang lugas dan bersahabat, dan juga diselingi diskusi, seperti seorang siswa yang menjelaskan kepada teman sebangkunya tentang pelajaran yang susah dimngerti. Belum apa2 saya sudah merasa sembuh.
Semestinya memang begitulah seharusnya seorang dokter bersikap, dengan begitu pasien akan merasa sembuh sebelumnya. Dan orang tidak akan takut berkunjung ke dokter bila dia sakit. Seperti kata upin n ipin pada kak Ros yang galak dan bercita-cita jadi dokter “ada ke yang mau jumpa dokter garang macam akak? Ha3“....
Tapi memang tidak bisa disalahkan jika ada orang yang memiliki wajah “serius“ atau “seram“, yang kadang belum apa2 membuat orang merasa takut, karena mungkin memang itu bawaan dari lahir. Tapi setelah dekat ternyata orang tersebut adalah orang yang ramah.
Mungkin saya juga termasuk orang dengan wajah begitu, karena dari beberapa teman yang saya tanya, kesan pertama ketika melihat saya adalah “seram”. Jadi saya tidak heran atau marah ketika ada seorang teman saya yang mengatakan kalau saya “agak” antagonis –sepetinya kata “agak” ini hanya untuk memperhalus-. Karena itu, dulu ketika setelah didiagnosa mata saya min, saya tetap saja jarang memakai kacamata, bahkan sekaramg tidak sama sekali. Lalu bagaimana ya agar wajah kita tidak terkesan seram atau terlalu serius?
DUA SHALAT SUNNAH
Dua shalat sunnah yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan dalam keadaan safar sekalipun, ya itulah shalat sunnah fajar dan shalat witir.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Termasuk di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar adalah mengqoshor shalat fardhu dan beliau tidak mengerjakan shalat sunnah rawatib qobliyah dan ba’diyah. Yang biasa beliau tetap lakukan adalah mengerjakan shalat sunnah witir dan shalat sunnah qabliyah shubuh. Beliau tidak pernah meninggalkan kedua shalat ini baik ketika bermukim dan ketika bersafar.”
Perlu diketahui shalat fajar sama dengan sholat Qobliyah subuh, karena tidak jarang yang mengira keduanya berbeda. Waktu pelaksanaannya setelah adzan subuh dan sebelum iqomat, jumlah rakaatnya 2 rakaat.
Lalu mengapa shalat sunnah fajar ini begitu penting?
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata:” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah sangat tekun mengerjakan suatu shalat sunnah sebagaimana tekunnya beliau mengerjakan shalat dua raka’at fajar”. (HR. Al-Bukhari no. 1169)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Dua rakaat (sebelum shalat) fajar (subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)
Sedangkan shalat witir hukumnya sunnah muakkadah yaitu sangat ditekankan. Waktu pelaksanaannya ba’da isya sampai menjelang subuh. Jumlah rakaatnya ganjil, minimalnya 1 rakaat. Jika melakukan 3 rakaat bisa dilakukan dengan 3 rakaat dengan 1 salam atau 2 rakaat 1 salam dan 1 rakaat 1 salam. Bisa dikerjakan di awal waktu dan di akhir waktu, namun lebih utama di akhir waktu jika yakin bisa bangun. Jika tidak yakin bisa bangun, bisa dikerjakan sebelum tidur seperti Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Dan mengapa shalat witir begitu penting?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah itu ganjil dan mencintai yang ganjil.” (Muttafaqun’alaihi)
Dari Ali radhiyallahu ‘anhu, ia bertutur, “Sesungguhnya shalat witir tidak harus dikerjakan dan tidak (pula) seperti shalat kamu yang wajib, namun Rasulullah melakukan shalat witir, lalu bersabda, “Wahai orang-orang yang cinta kepada Al-Qur’an, shalat witirlah, karena sesungguhnya Allah itu ganjil yang menyenangi (shalat) yang ganjil.” (Shahih: Shahih Ibnu Majah no:959, Ibnu Majah I: 370 no:1169, Tirmidzi I:282 no: 452, Nasa’i III:228 dan 229 dalam dua hadits dan ‘Aunul Ma’bud IV:291 no:1403 secara marfu’ saja)
Yuk kita rutinkan….
Lebih jelasnya baca:
http://www.rumaysho.com/hukum-islam/shalat/2813-merutinkan-shalat-sunnah-rawatib.html
http://muslimah.or.id/fikih/shalat-witir.html
atau search di www.yufid.com atau www.yufid.tv
PENDIDIKAN ANAK-ANAK KITA
080611
Diakui atau tidak, anak hasil didikan sekolah umum dan sekolah islam memang berbeda, akhlaknya terlihat sekali berbeda –ini hanya dari pengamatan yang saya lakukan-.
Di sekolah Negeri gurunya tidak harus muslim, mau kafir, pelaku kesyirikan maupun bidah pun sah-sah saja, karena memang tidak ada seleksi akidah disana.
Saya teringat ketika SMA, guru saya (kafir) menyayangkan mengapa dua pasang sejoli yang akan menikah membatalkan hanya gara2 beda keyakinan, padahal semua agama kan sama saja katanya. Itu kan kata dia, kalau kata Allah hanya islam yang benar.
Belum lagi pergaulan dengan teman2 sekolah, anak2 dari berbagai latar belakang ada disana: anak orang kafir, anak dukun, anak koruptor de el el.
Kalau misalnya si anak duduk sebangku dengan anak dukun, terus pulang2 minta Keris gimana? (sekedar contoh, ini juga nyontek, he3)
Siapa yang bisa menjamin anak2 tidak akan terpengaruh dengan teman2 sekolahnya
Lagi2 saya teringat masa SMA saya, teman laki2 sekelas saya, ketika saya meminjam hpnya, ternyata banyak gambar2 perempuan tak berbusana. Belum lagi di jaman serba mudah sekarang dengan mudah video2 asusila bisa didapat –bluetooth via hp misalnya-.
Belum lagi isu2 yang berkembang diantara mereka, pembicaraan atau obrolan2 mereka. Saya pernah mendengar anak SD menyanyikan yel2 yang isinya kurang sopan,
Juga pergaulan antar jenisnya, anak SD bahkan sudah mengenal pacar-pacaran,bahkan istilah ciuman. Saya sangat ngeri mengetahui anak SD sudah tau hal2 yang berbau se*s.
Belum lagi kata2 kotor yang mungkin berkembang diantara mereka. Teringat ketika SMA dulu, teman2 dengan ringannya mengucapkan makian atau menyapa temannya dengan panggilan sayang nama2 binatang “b*bi“ misalnya, bahkan bukan dalam keadaan marah.
Di sekolah islam, paling tidak semua gurunya muslim. Dan dengan adanya kesamaan akidah paling tidak atmosfernya lebih kondusif. Disana juga akan lebih ada penekanan masalah agama dan akhlak. Apalagi jika sekolah itu benar2 komitmen untuk benar2 menjadi sekolah islam, mereka tidak akan sembarang menerima guru, pasti ada kriteria2 tertentu yang harus terpenuhi. Begitupun halnya dengan kurikulum, akan ada tambahan pelajaran2 agama yang tidak ada di sekolah umum. Kalau saran saya sih, cari sekolah islam yang benar2 kondusif, bukan hanya sekedar namanya yang terdengar islami. Pelajari dulu profil sekolah sebelum memutuskan dimana anak kita akan kita titipkan.
Dan yang lebih parah, jangan sampai anak2 kita kita sekolahkan di sekolah kafir. Ketika disana –seperti yang saya dengar dari tetangga- mau tidak mau mereka akan diberi pelajaran agama mereka, bahkan ketika ada acara keagamaan (baca: ibadah) mereka juga diwajibkan ikut.
Miris sekali melihat fenomena ini, siapakah yang berhak disalahkan orang tuanya kah ataukah sekolah2 itu?
Selain memilih sekolah yang bernafaskan Islam, Masukkan juga anak2 kita ke TPQ, itupun tidak asal TPQ, carilah yang pengajarnya benar manhajnya, sehingga tidak mengajarkan bid’ah atau segala bentuk penyimpangan dalam beragama. Itu pun perlu kita beri teladan, tidak hanya menyuruhnya mengaji sementara orang tua hanya sibuk nonton sinetron.
Jangan sibuk mengurusi dunianya saja, tapi yang terpenting perhatikan akhiratnya. Dan tak perlulah anak2 kita diberikan les2 tambahan yang tak berguna bahkan haram semacam les piano, les menari de es be.
Kalau bisa alangkah lebih baiknya lagi jika anak2 dididik di pondok pesantren sejak kecil. Dan tak perlulah percaya dengan teori psikologi yang mengatakan anak yang sejak kecil dipisahkan dari orang tua akan merasa dibuang, terlebih yang mengemukakan teori itu juga orang kafir. Seperti Imam syafii, yang mungkin tidak akan jadi ulama besar seperti itu jika ibunya tidak menngirimkannya untuk dididik dari kecil.
Tapi perlu diingat tidak semua pesantren bisa dijadikan pilihan. orang tua harus cermat memilih pesantren yang benar2 “bersih” dan benar manhajnya.
Karena tidak jarang pesantren saat ini yang sudah dipenetrasi pemikiran liberal, seperti halnya kampu2 berlabel islam, tempat2 yang semestinya mencetak para da‘i. Mereka diberi kucuran dana oleh instansi yang mendukung penyebaran virus liberal (asia foundation kalau ga salah) bukan tanpa maksud –tak ada makan siang gratis istilahnya-. Para santri bahkan ustadznya diberi beasiswa keluar negeri –entah nama negaranya apa saya lupa, yang jelas bukan negaranya para ulama- untuk belajar islam dari dari sumber yg salah (tentang pesantren jenis ini saya baca disebuah potongan majalah yang ditempel di mading masjid). Untuk tahu nafas pesantren ini bisa dilihat buku2 di perpustakaannya.
Ada juga pesantren yang masih kental dengan ritual2 bidah, misalnya saja shalawatan ba’da adzan, dzikir berjamaah, tahlilan, yasinan dan masih banyak contoh lain.
Atau pesantren yang didalamnya masih membuka pintu kemaksiatan, sangat jelas maksiat itu tidak dianggap haram, terlihat dengan memberikan fasilitas. Saya pernah sekilas membaca sebuah novel dengan latar sebuah pesantren, disana mereka diberi fasilitas2 kegiatan ekstra, dan salah satunya adalah musik, untuk itu mereka difasilitasi dengan alat musik.
Agar tidak salah memilih pesantren,pelajari dulu profil2 pesantren yang dilirik dan minta rekomendasi dari orang2 terpercaya.
Semua hal diatas hanyalah upaya yang perlu dilakukan orang tua untuk menjaga anak2nya. Tak selalu anak hasil didikan sekolah yang tak bernafas Islam menjadi buruk, begitupun sebaliknya tak bisa dijamin anak hasil didikan sekolah islam atau bahkan pesantren hasilnya baik. Masih banyak factor lain yang mempengaruhi, termasuk lingkungan sekitar dan keluarga. Dan yang terpenting hidayah itu ditangan Allah. Namun sebagai orang tua kita berkewajiban mengarahkan anak2 kita, termasuk dalam hal memilih tempat belajar.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarganu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS: at Tahrim: 6)
Allahu a’lam
semoga kita bisa menjadi orang tua yang baik dan dikaruniai anak2 yang sholih dan sholihah
Diakui atau tidak, anak hasil didikan sekolah umum dan sekolah islam memang berbeda, akhlaknya terlihat sekali berbeda –ini hanya dari pengamatan yang saya lakukan-.
Di sekolah Negeri gurunya tidak harus muslim, mau kafir, pelaku kesyirikan maupun bidah pun sah-sah saja, karena memang tidak ada seleksi akidah disana.
Saya teringat ketika SMA, guru saya (kafir) menyayangkan mengapa dua pasang sejoli yang akan menikah membatalkan hanya gara2 beda keyakinan, padahal semua agama kan sama saja katanya. Itu kan kata dia, kalau kata Allah hanya islam yang benar.
Belum lagi pergaulan dengan teman2 sekolah, anak2 dari berbagai latar belakang ada disana: anak orang kafir, anak dukun, anak koruptor de el el.
Kalau misalnya si anak duduk sebangku dengan anak dukun, terus pulang2 minta Keris gimana? (sekedar contoh, ini juga nyontek, he3)
Siapa yang bisa menjamin anak2 tidak akan terpengaruh dengan teman2 sekolahnya
Lagi2 saya teringat masa SMA saya, teman laki2 sekelas saya, ketika saya meminjam hpnya, ternyata banyak gambar2 perempuan tak berbusana. Belum lagi di jaman serba mudah sekarang dengan mudah video2 asusila bisa didapat –bluetooth via hp misalnya-.
Belum lagi isu2 yang berkembang diantara mereka, pembicaraan atau obrolan2 mereka. Saya pernah mendengar anak SD menyanyikan yel2 yang isinya kurang sopan,
Juga pergaulan antar jenisnya, anak SD bahkan sudah mengenal pacar-pacaran,bahkan istilah ciuman. Saya sangat ngeri mengetahui anak SD sudah tau hal2 yang berbau se*s.
Belum lagi kata2 kotor yang mungkin berkembang diantara mereka. Teringat ketika SMA dulu, teman2 dengan ringannya mengucapkan makian atau menyapa temannya dengan panggilan sayang nama2 binatang “b*bi“ misalnya, bahkan bukan dalam keadaan marah.
Di sekolah islam, paling tidak semua gurunya muslim. Dan dengan adanya kesamaan akidah paling tidak atmosfernya lebih kondusif. Disana juga akan lebih ada penekanan masalah agama dan akhlak. Apalagi jika sekolah itu benar2 komitmen untuk benar2 menjadi sekolah islam, mereka tidak akan sembarang menerima guru, pasti ada kriteria2 tertentu yang harus terpenuhi. Begitupun halnya dengan kurikulum, akan ada tambahan pelajaran2 agama yang tidak ada di sekolah umum. Kalau saran saya sih, cari sekolah islam yang benar2 kondusif, bukan hanya sekedar namanya yang terdengar islami. Pelajari dulu profil sekolah sebelum memutuskan dimana anak kita akan kita titipkan.
Dan yang lebih parah, jangan sampai anak2 kita kita sekolahkan di sekolah kafir. Ketika disana –seperti yang saya dengar dari tetangga- mau tidak mau mereka akan diberi pelajaran agama mereka, bahkan ketika ada acara keagamaan (baca: ibadah) mereka juga diwajibkan ikut.
Miris sekali melihat fenomena ini, siapakah yang berhak disalahkan orang tuanya kah ataukah sekolah2 itu?
Selain memilih sekolah yang bernafaskan Islam, Masukkan juga anak2 kita ke TPQ, itupun tidak asal TPQ, carilah yang pengajarnya benar manhajnya, sehingga tidak mengajarkan bid’ah atau segala bentuk penyimpangan dalam beragama. Itu pun perlu kita beri teladan, tidak hanya menyuruhnya mengaji sementara orang tua hanya sibuk nonton sinetron.
Jangan sibuk mengurusi dunianya saja, tapi yang terpenting perhatikan akhiratnya. Dan tak perlulah anak2 kita diberikan les2 tambahan yang tak berguna bahkan haram semacam les piano, les menari de es be.
Kalau bisa alangkah lebih baiknya lagi jika anak2 dididik di pondok pesantren sejak kecil. Dan tak perlulah percaya dengan teori psikologi yang mengatakan anak yang sejak kecil dipisahkan dari orang tua akan merasa dibuang, terlebih yang mengemukakan teori itu juga orang kafir. Seperti Imam syafii, yang mungkin tidak akan jadi ulama besar seperti itu jika ibunya tidak menngirimkannya untuk dididik dari kecil.
Tapi perlu diingat tidak semua pesantren bisa dijadikan pilihan. orang tua harus cermat memilih pesantren yang benar2 “bersih” dan benar manhajnya.
Karena tidak jarang pesantren saat ini yang sudah dipenetrasi pemikiran liberal, seperti halnya kampu2 berlabel islam, tempat2 yang semestinya mencetak para da‘i. Mereka diberi kucuran dana oleh instansi yang mendukung penyebaran virus liberal (asia foundation kalau ga salah) bukan tanpa maksud –tak ada makan siang gratis istilahnya-. Para santri bahkan ustadznya diberi beasiswa keluar negeri –entah nama negaranya apa saya lupa, yang jelas bukan negaranya para ulama- untuk belajar islam dari dari sumber yg salah (tentang pesantren jenis ini saya baca disebuah potongan majalah yang ditempel di mading masjid). Untuk tahu nafas pesantren ini bisa dilihat buku2 di perpustakaannya.
Ada juga pesantren yang masih kental dengan ritual2 bidah, misalnya saja shalawatan ba’da adzan, dzikir berjamaah, tahlilan, yasinan dan masih banyak contoh lain.
Atau pesantren yang didalamnya masih membuka pintu kemaksiatan, sangat jelas maksiat itu tidak dianggap haram, terlihat dengan memberikan fasilitas. Saya pernah sekilas membaca sebuah novel dengan latar sebuah pesantren, disana mereka diberi fasilitas2 kegiatan ekstra, dan salah satunya adalah musik, untuk itu mereka difasilitasi dengan alat musik.
Agar tidak salah memilih pesantren,pelajari dulu profil2 pesantren yang dilirik dan minta rekomendasi dari orang2 terpercaya.
Semua hal diatas hanyalah upaya yang perlu dilakukan orang tua untuk menjaga anak2nya. Tak selalu anak hasil didikan sekolah yang tak bernafas Islam menjadi buruk, begitupun sebaliknya tak bisa dijamin anak hasil didikan sekolah islam atau bahkan pesantren hasilnya baik. Masih banyak factor lain yang mempengaruhi, termasuk lingkungan sekitar dan keluarga. Dan yang terpenting hidayah itu ditangan Allah. Namun sebagai orang tua kita berkewajiban mengarahkan anak2 kita, termasuk dalam hal memilih tempat belajar.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarganu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS: at Tahrim: 6)
Allahu a’lam
semoga kita bisa menjadi orang tua yang baik dan dikaruniai anak2 yang sholih dan sholihah
Kamis, 16 Juni 2011
TUA BERGAYA MUDA
080611
Kalau ada anak muda yang gemar mengenakan celana jeans, kaos ketat dan segala aksesorisnya mungkin kita akan mengangapnya biasa2 saja, karena memang begitulah style anak muda jaman sekarang. Walaupun sebenarnya bukan begitu cara berpakaian yang benar, wanita tak boleh menampakkan auratnya, terlebih menggunakan ketat2, dan biasanya perbatasan antara jeans dan kaos ketat itu menyisakan sedikit ruang. Begitupun kaum adamnya biasanya jeans2 mereka itu isbal, robek2 atau bahkan ada juga yang ketat, sangat nggilani.
Tapi kalau ada orang tua masih gemar memakai jeans ketat mungkin akan terasa aneh meskipun dipadupadankan dengan atasan yang longgar, terlebih jika bodynya sudah tidak sedap dipandang. Atau malah dipadupadankan dengan kaos n jaket khas anak muda. Atau Ada juga yang gemar menggunakan legging –celana ketat yang sangat2 menampakkan bentuk badan, karena kainnya tipis dan lengket dibadan- . Bahkan menurut saya celana ketat dari bahan2 lainnya masih mending, karena masih tampak memakai celana, tapi kalau legging sudah sama seperti tidak memakai celana alias telanjang, benar2 gilo lihatnya, terlebih jika bodynya ga karuan. Itu baru fenomena pakaian.
Tidak jarang kita jumpai orang2 tua yang tidak rela terlihat tua, rambutnya sudah mulai beruban,disemir agar menjadi hitam lagi. Padahal Rasul shalallahu ‘alaihi wasallam jelas2 melarang dengan keras menyemir rambut dengan warna hitam.
http://ustadzaris.com/bolehkah-menyemir-rambut-dengan-warna-hitam
Atau bahkan ada orang tua tapi masih gemar bermaksiat, sungguh ini amat sangat buruk. Kalau anak muda gemar maksiat itu memang buruk, tapi memang saat itu nafsu maupun tubuhnya masih sangat mendukung untuk itu. Sedangkan orang tua semestinya nafsu dan tubuhnya yang mulai renta sudah tidak lagi mendorong untuk maksiat, tua2 keladi istilahnya. Bahkan jika orang yang sudah tua berzina –sebagaimana dikabarkan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam- kelak tidak akan diajak bicara oleh Allah.
Dan sadar atau tidak, fenomena2 orang tua yang tak mau tampak tua alias bergaya muda ini adalah salah satu tanda kiamat seperti disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Ahmad.
Ada seorang wanita yang mungkin karena selalu mengenakan baju terusan dipadu dengan jilbab besar, tidak jarang yang memanggilnya dengan sapaan ibu, dan bukan mbak atau lainnya padahal dia masih muda, dan dia tidak kaget karena sudah terbiasa. Tapi apakah orang2 salah menyapa karena tampilannya yang ga khas anak muda jaman sekarang atau memang wajahnya yang terlihat tua ya? Hmm, entahlah…
Wallahua’lam
4 yang dilaknat Allah
070611
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
(HR Bukhari , Muslim, An Nasa-I, dan Ahmad)
Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah
Menyembelih untuk dikurbankan adalah bentuk ibadah harta yang paling agung, maka menyembelih untuk selain Allah adalah kesyirikan, syirik akbar.
Padahal ketika shalat –iftitah- kita telah berikrar bahwa ibadah kita hanya untukNya. (mengenai doa iftitah yang shahih bisa dilihat dibuku sifat shalat nabinya syekh Albani dan didengarkan penjelasannya di link ini: http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Pembahasan%20Kitab%20Zaadul%20Ma%27aad karena doa iftitah yang banyak beredar di masyarakat merupakan percampuran dari dua doa iftitah)
“Sesungguhnya shalatku, ibadatku (sesembelihanku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (al An'am : 162-163). Nusuk dalam ayat diatas secara umum bermakna ibadah, dan secara khusus bermakna sembelihan.
Meskipun ketika menyembelih menyebut nama Allah, tapi jika diniatkan untuk dipersembahkan pada selainNya maka tetap saja syirik. Bahkan kalau misalnya ada yang memberi kita daging sembelihan tersebut, kita dilarang memakannya.
Allah melaknat orang yang mencaci-maki kedua orangtuanya
Baik secara langsung dengan lisan kita sendiri atau tidak langsung, yaitu engkau berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain mencaci-maki kedua orang tuamu.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci-maki kedua orang tuanya,” para sahabat bertanya,”Bagaimana seseorang bisa mencaci-maki kedua orang tuanya?” maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Dia mencaci-maki ayah orang lain, lalu orang lain itu mencaci maki kembali orang tuanya”.
Kita sering mendengar bukan dua orang yang berselisih, kemudian salah satunya memaki orang tua lawannya dan lawannya balas memaki orang tuanya?
Allah melaknat orang yang merubah tanda batas bumi
Bisa bermakna orang yang merubah tanda batas tanah (mencuri tanah orang lain dengan memindahkan patoknya, sehingga tanah miliknya menjadi lebih luas).
Bahkan dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang mendzolimi 1 jengkal saja, pada hari kiamat 1 jengkal itu dikalungkan dilehernya sampai 7 lapis bumi.
Makna kedua yaitu orang yang merubah tanda petunjuk bumi. Misalnya arah ke Surabaya harusnya ke barat, lalu olehnya tanda arahnya diarahkan ke timur, sehingga membuat orang jadi tersesat.
Allah melaknat orang yang melindungi pelaku muhditsan/muhdatsan
Muhditsan adalah pelaku kriminal, yang semestinya terkena hukum had.
Seperti kisah seorang wanita yang meminjam emas dan tidak mau mengembalikan, maka hukumnya sama seperti mencuri. Dan mencuri pada kadar tertentu hukumannya potong tangan.
Ketika akan dipotong tangannya, keluarganya malu karena mereka dari keluarga terhormat, maka mereka meminta shahabat usamah bin zaid radhiyallahu’anhu sebagai perantara syafaat/pertolongan untuk berbicara pada nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar tidak dihukum.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam marah, “Apakah kamu akan memberikan syafaat terhadap hukum had yang harus dilaksanakan? Demi Dzat yang jiwaku ada ditanganNya, kalau Fatimah putiku mencuri aku yang memotong tangannya”
Umat jaman dahulu binasa karena kalau yang berbuat jahat tokoh masyarakat tidak dihukum, kalau orang miskin dihukum.
(saya jadi berpikir kalau pelaku pencurian dengan berbagai bentuknya -termasuk korupsi- di Indonesia dihukum potong tangan, mungkin tidak ada lagi yang berani mencuri)
Muhdatsan adalah perbuatan menyimpang dalam agama.
Karena orang yang melindungi penyelewengan berarti dia ridho, dan orang yang ridho sama dengan pelaku meskipun dia tidak melakukan.
Misalnya ada orang melindungi orang yang memiliki pemikiran menyimpang (ex: liberalisme), maka orang ini masuk dalam hadits diatas.
PENTING: Dilaknat artinya dijauhkan dari rahmat Allah, jauh dari surga, dekat dengan neraka.
Lebih lengkapnya silahkan didengarkan di:
http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Pembahasan%20Kitab%20Ensiklopedi%20Larangan poin 13
Allahu a’lam, semoga bermanfaat
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
(HR Bukhari , Muslim, An Nasa-I, dan Ahmad)
Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah
Menyembelih untuk dikurbankan adalah bentuk ibadah harta yang paling agung, maka menyembelih untuk selain Allah adalah kesyirikan, syirik akbar.
Padahal ketika shalat –iftitah- kita telah berikrar bahwa ibadah kita hanya untukNya. (mengenai doa iftitah yang shahih bisa dilihat dibuku sifat shalat nabinya syekh Albani dan didengarkan penjelasannya di link ini: http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Pembahasan%20Kitab%20Zaadul%20Ma%27aad karena doa iftitah yang banyak beredar di masyarakat merupakan percampuran dari dua doa iftitah)
“Sesungguhnya shalatku, ibadatku (sesembelihanku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (al An'am : 162-163). Nusuk dalam ayat diatas secara umum bermakna ibadah, dan secara khusus bermakna sembelihan.
Meskipun ketika menyembelih menyebut nama Allah, tapi jika diniatkan untuk dipersembahkan pada selainNya maka tetap saja syirik. Bahkan kalau misalnya ada yang memberi kita daging sembelihan tersebut, kita dilarang memakannya.
Allah melaknat orang yang mencaci-maki kedua orangtuanya
Baik secara langsung dengan lisan kita sendiri atau tidak langsung, yaitu engkau berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain mencaci-maki kedua orang tuamu.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci-maki kedua orang tuanya,” para sahabat bertanya,”Bagaimana seseorang bisa mencaci-maki kedua orang tuanya?” maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Dia mencaci-maki ayah orang lain, lalu orang lain itu mencaci maki kembali orang tuanya”.
Kita sering mendengar bukan dua orang yang berselisih, kemudian salah satunya memaki orang tua lawannya dan lawannya balas memaki orang tuanya?
Allah melaknat orang yang merubah tanda batas bumi
Bisa bermakna orang yang merubah tanda batas tanah (mencuri tanah orang lain dengan memindahkan patoknya, sehingga tanah miliknya menjadi lebih luas).
Bahkan dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang mendzolimi 1 jengkal saja, pada hari kiamat 1 jengkal itu dikalungkan dilehernya sampai 7 lapis bumi.
Makna kedua yaitu orang yang merubah tanda petunjuk bumi. Misalnya arah ke Surabaya harusnya ke barat, lalu olehnya tanda arahnya diarahkan ke timur, sehingga membuat orang jadi tersesat.
Allah melaknat orang yang melindungi pelaku muhditsan/muhdatsan
Muhditsan adalah pelaku kriminal, yang semestinya terkena hukum had.
Seperti kisah seorang wanita yang meminjam emas dan tidak mau mengembalikan, maka hukumnya sama seperti mencuri. Dan mencuri pada kadar tertentu hukumannya potong tangan.
Ketika akan dipotong tangannya, keluarganya malu karena mereka dari keluarga terhormat, maka mereka meminta shahabat usamah bin zaid radhiyallahu’anhu sebagai perantara syafaat/pertolongan untuk berbicara pada nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar tidak dihukum.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam marah, “Apakah kamu akan memberikan syafaat terhadap hukum had yang harus dilaksanakan? Demi Dzat yang jiwaku ada ditanganNya, kalau Fatimah putiku mencuri aku yang memotong tangannya”
Umat jaman dahulu binasa karena kalau yang berbuat jahat tokoh masyarakat tidak dihukum, kalau orang miskin dihukum.
(saya jadi berpikir kalau pelaku pencurian dengan berbagai bentuknya -termasuk korupsi- di Indonesia dihukum potong tangan, mungkin tidak ada lagi yang berani mencuri)
Muhdatsan adalah perbuatan menyimpang dalam agama.
Karena orang yang melindungi penyelewengan berarti dia ridho, dan orang yang ridho sama dengan pelaku meskipun dia tidak melakukan.
Misalnya ada orang melindungi orang yang memiliki pemikiran menyimpang (ex: liberalisme), maka orang ini masuk dalam hadits diatas.
PENTING: Dilaknat artinya dijauhkan dari rahmat Allah, jauh dari surga, dekat dengan neraka.
Lebih lengkapnya silahkan didengarkan di:
http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Pembahasan%20Kitab%20Ensiklopedi%20Larangan poin 13
Allahu a’lam, semoga bermanfaat
MESIR VAN PAPUA JILID IV: MESIRKU SEDANG DINGIN
060611
Tadinya kupikir mesirku (timika pent) hanya bisa panas. Ternyata tidak juga dia juga bisa dingin. Bahkan dinginnya sampai menusuk tulang rasa2nya. Hujan terus menerus dan udaranya menjadi dingin, berkebalikan dengan biasanya yang panas.
Sehingga tidak ada perlu lagi menggunakan kipas angin, padahal benda ini menjadi benda wajib dihari-hari biasanya, tak hanya siang hari, dimalam hari sekalipun.
Saking dinginnya, ada yang bercerita setelah mandi apalagi keramas karena kedinginan dia langsung berselimut untuk menghangatkan badan n ujung2nya ketiduran deh.
Dan mungkin juga karena dingin n hujan yang terus menerus, seorang kawan sampai terserang flu yang akut sampai berhari2, dan titik terparahnya sampai kehilangan suara, kehilangan penciuman, dan meriang2. Ternyata flu kalau sampai akut cukup menyiksa juga, dulu dia sempat heran pada orang yang hanya terserang flu tapi mengeluhnya bukan main. Bukannya flu itu Cuma gitu aja,pikirnya, “hmm ternnyata bisa parah juga ya” pikirnya.
Kini mesirku masih dingin, tapi sepertinya dingin ini akan segera berlalu
Jadi benar2 mirip mesir yang asli, punya da kutub ekstrim, ketika musim panas panasnya bukan main, tapi ketika musim dingin dinginnya sampai menusuk tulang.
NB: ternyata sampai tulisan ini saya posting dinginnya belum juga kabur.
Tadinya kupikir mesirku (timika pent) hanya bisa panas. Ternyata tidak juga dia juga bisa dingin. Bahkan dinginnya sampai menusuk tulang rasa2nya. Hujan terus menerus dan udaranya menjadi dingin, berkebalikan dengan biasanya yang panas.
Sehingga tidak ada perlu lagi menggunakan kipas angin, padahal benda ini menjadi benda wajib dihari-hari biasanya, tak hanya siang hari, dimalam hari sekalipun.
Saking dinginnya, ada yang bercerita setelah mandi apalagi keramas karena kedinginan dia langsung berselimut untuk menghangatkan badan n ujung2nya ketiduran deh.
Dan mungkin juga karena dingin n hujan yang terus menerus, seorang kawan sampai terserang flu yang akut sampai berhari2, dan titik terparahnya sampai kehilangan suara, kehilangan penciuman, dan meriang2. Ternyata flu kalau sampai akut cukup menyiksa juga, dulu dia sempat heran pada orang yang hanya terserang flu tapi mengeluhnya bukan main. Bukannya flu itu Cuma gitu aja,pikirnya, “hmm ternnyata bisa parah juga ya” pikirnya.
Kini mesirku masih dingin, tapi sepertinya dingin ini akan segera berlalu
Jadi benar2 mirip mesir yang asli, punya da kutub ekstrim, ketika musim panas panasnya bukan main, tapi ketika musim dingin dinginnya sampai menusuk tulang.
NB: ternyata sampai tulisan ini saya posting dinginnya belum juga kabur.
MATAPUN DAPAT BERBICARA
060611
Tak selalu harus banyak bergaul dan bertanya untuk tahu kepribadian seseorang. Dengan hanya melihat mata seseorang paling tidak sekilas kita dapat meraba-raba apa yang sedang dirasakan orang itu atau bagimana kepribadiannya. Singkatnya mata juga dapat berbicara dan dapat dibaca. Walaupun tidak selalu 100% benar, karena mungkin “penglihatan” kita yang kabur.
Misalnya saja, dari sekian banyak tatapan mata orang pada kita kita bisa membedakan makna antara tatapan satu dengan lainnya. Antara tatapan mata orang pada kita atau pada orang lain kita bisa meraba-raba apa perasaannya pada kita atau pada orang lain yang ditatapnya. Bisa dibedakan antara tatapan terpesona, menghormati, terintimidasi, takut, merendahkan, atau datar2 saja/ tawar ga berasa de el el. Dengan kesan pertama tersebut kita bisa memilih bagaimana cara bersikap kepada orang2 tersebut.
Begitupun sebaliknya, dengan melihat tatapan mata orang yang berbeda bisa menimbulkan rasa yang berbeda pula. Ada orang yang dengan melihat matanya saja kita sudah merasa terintimidasi, merasa menjadi tidak berkutik. Ada juga orang yang dengan melihat matanya membuat kita kasihan. Ada yang dengan menatap matanya kita merasakan keteduhan. De el el.
Lalu apa pendapat orang2 ketika melihat mata saya ya? Whatever lah
TURUN HARGA
300411
Entahlah apa aku yang terlalu lebay ya?
Apakah wanita yang sudah menikah itu harganya jadi turun ya?
Misalnya saja sebelum menikah mereka biasanya tidak mudah menampakkan p**ud*r*nya, -ini bagi wanita baik2 yang memang tidak biasa begitu- tapi ketika sudah menikah dan punya anak, mudah sekali menampakkan p**ud*r*nya ketika menyusui anaknya, ditempat umum sekalipun , tanpa ada risih sama sekali.
Itu orang awamnya, sedangkan untuk ”akhwat”nya yang biasanya sangat menjaga sikap, bahkan untuk berFBria pun biasanya mereka tidak menyertakan foto, untuk menjaga iffah –walaupun ada juga yang ngakunya akhwat tapi ga kalah narsisnya sama yang bukan akhwat-. Tapi ketika sudah menikah, tidak jarang yang sudah tidak lagi malu2 memasang foto2 mereka di FB, tak lupa foto pernikahan tentunya.
Hmm apakah iffah itu hanya perlu dijaga ketika belum menikah? Apakah setelah menikah iffah itu tidak lagi perlu dijaga? Apakah iffah itu hanya perlu dijaga sebelum menemukan sang pangeran? Apakah iffah dijaga hanya untuk mendapatkan sang pangeran? Entahlah
Entahlah apa aku yang terlalu lebay ya?
Apakah wanita yang sudah menikah itu harganya jadi turun ya?
Misalnya saja sebelum menikah mereka biasanya tidak mudah menampakkan p**ud*r*nya, -ini bagi wanita baik2 yang memang tidak biasa begitu- tapi ketika sudah menikah dan punya anak, mudah sekali menampakkan p**ud*r*nya ketika menyusui anaknya, ditempat umum sekalipun , tanpa ada risih sama sekali.
Itu orang awamnya, sedangkan untuk ”akhwat”nya yang biasanya sangat menjaga sikap, bahkan untuk berFBria pun biasanya mereka tidak menyertakan foto, untuk menjaga iffah –walaupun ada juga yang ngakunya akhwat tapi ga kalah narsisnya sama yang bukan akhwat-. Tapi ketika sudah menikah, tidak jarang yang sudah tidak lagi malu2 memasang foto2 mereka di FB, tak lupa foto pernikahan tentunya.
Hmm apakah iffah itu hanya perlu dijaga ketika belum menikah? Apakah setelah menikah iffah itu tidak lagi perlu dijaga? Apakah iffah itu hanya perlu dijaga sebelum menemukan sang pangeran? Apakah iffah dijaga hanya untuk mendapatkan sang pangeran? Entahlah
NIKMAT PANCA INDERA
01 Juni 2011
Mungkin kita jarang memikirkan betapa pentingnya panca indera yang kita miliki, juga jarang mensyukuri keberadaannya. Karena mereka selalu menyertai kita.
Agar bisa mensyukuri terkadang kita perlu membuat perbandingan dengan saudara2 kita yang panca inderanya tidak berfungsi normal seperti kita. Misalnya; membandingkan penglihatan kita yang normal dibandingkan dengan mereka yang ditakdirkan tidak dapat melihat, kita akan bersyukur karena bisa melihat dunia dengan segala warna-warninya. Begitupun halnya dengan pendengaran, lisan dsb.
Namun mungkin perbandingan itu belum begitu mengena. Dan akan lebih mengena jika kita pernah mengalami sakit yang menyebabkan fungsi panca indera kita hilang atau berkurang sedikit saja, baru kita akan benar2 merasakan betapa nikmatnya panca indera tersebut.
Misalnya saja ketika kita terserang flu berat yang menyebabkan penciuman kita tidak berfungsi, kita memang masih bisa menjalani hidup dengan normal tapi ada yang terasa kurang.
Ketika normal kita mungkin terganggu dengan bau tidak sedap jika mendekat dengan sumber bau. Tapi ketika ada sesuatu yang harum, wangi sabun misalnya atau wangi makanan kita pun bisa menikmatinya.
Berbeda hanya ketika penciuman tak berfungsi, semuanya terasa hambar, mau dekat2 sampah atau dekat makanan enak sensasinya hampir sama saja. Bahkan ketika makan makanan enak, rasanya jadi tidak seenak biasanya, karena yang merasakan enak hanya lidah /indera perasa tanpa disertai penciuman.
Begitupun halnya ketika kita “kehilangan” suara karena flu akut, untuk berbicara saja susah, itupun suaranya jadi tidak semerdu biasanya. Kita jadi sangat hemat berbicara, hanya berbicara yang penting2 saja.
Karena itu kawan, syukurilah nikmat panca indera yang ada padamu, karena tidak semua orang seberuntung kita, memiliki panca indera yang berfungsi sempurna. Bersyukur tentunya tidak hanya sebatas berucap “alhamdulilah” atau segala bentuk ucapan syukur lainnya. Tapi juga memanfaatkan panca indera tersebut untuk hal2 yang baik.
Menggunakan Lisan kita hanya untuk mengucapkan kalimat2 yang baik. Sebisa mungkin menghindari perkataan2 sia2, apalagi sampai menebar perkataan2 haram. Jika memang tak bisa berkata baik lebih baik diam.
Bahkan lisan memegang kunci surga n neraka. Rasul saw bahkan sampai menjanjikan surga bagi yang bisa menjaga farji dan lisannya. Dan karena lisan juga, seseorang bisa memperoleh surga atau bahkan ditelungkupkan ke neraka, hanya karena lisan –yang mungkin dia tidak sadar bahwa ucapannya akan berdampak sebesar itu-
Menggunakan penglihatan kita hanya untuk memandang yang halal2 saja, menghindari segala kesia2an apalagi yang haram. Kita bisa memilih mau menjadikan rabunnya penglihatan kita ketika tua, disebabkan melihat hal2 yang sia2 –membaca majalah2 sampah misalnya- , melihat yang haram, atau melihat yang halal2 –membaca qur’an, membaca buku2 bermanfaat-.
Namun tanpa berniat, terkadang hal2 haram berseliweran di depan kita –aurat2 terbuka misalnya-, tapi beruntung Allah memaafkan pandangan pertama yang tanpa disengaja. Dan untuk menghindari pandangan2 yang haram itu kita diperintahkan untuk “gadhul bashar” (menundukkan pandangan), tidak mengumbar pandangan kita.
Juga pendengaran kita, gunakan untuk mendengar hal2 yang baik, hindari segala bunyi kesia2an apalagi bunyi2 yang jelas2 haram seperti musik misalnya.
Karena semua panca indera kita akan dimintai pertanggungjawaban, mereka akan menjadi saksi untuk apa mereka digunakan.
Alangkah beruntung mereka yang tuli, bisu dan buta. Tuli dari mendengar hal2 yang haram, bisu dari berucap yang haram dan buta dari memandang yang haram.
Tidak heran mengapa kita disunnahkan berdzikir meminta keselamatan badan, pendengaran dan penglihatan tiap pagi dan sore
Mari tutup obrolan kita dengan penggalan firmanNya:
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan." Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Fushshilat: 20-22)
Semoga coretan ini bisa membuat kita, khususnya saya sendiri untuk berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan panca indera kita hanya untuk hal2 yang bisa mendatangkan ridhoNya, minimal yang mubah. Dan semoga Allah memaafkan segala dosa yang diperbuat panca indera kita.
*Tulisan ini terinspirasi ketika melihat seseorang terserang flu akut
Mungkin kita jarang memikirkan betapa pentingnya panca indera yang kita miliki, juga jarang mensyukuri keberadaannya. Karena mereka selalu menyertai kita.
Agar bisa mensyukuri terkadang kita perlu membuat perbandingan dengan saudara2 kita yang panca inderanya tidak berfungsi normal seperti kita. Misalnya; membandingkan penglihatan kita yang normal dibandingkan dengan mereka yang ditakdirkan tidak dapat melihat, kita akan bersyukur karena bisa melihat dunia dengan segala warna-warninya. Begitupun halnya dengan pendengaran, lisan dsb.
Namun mungkin perbandingan itu belum begitu mengena. Dan akan lebih mengena jika kita pernah mengalami sakit yang menyebabkan fungsi panca indera kita hilang atau berkurang sedikit saja, baru kita akan benar2 merasakan betapa nikmatnya panca indera tersebut.
Misalnya saja ketika kita terserang flu berat yang menyebabkan penciuman kita tidak berfungsi, kita memang masih bisa menjalani hidup dengan normal tapi ada yang terasa kurang.
Ketika normal kita mungkin terganggu dengan bau tidak sedap jika mendekat dengan sumber bau. Tapi ketika ada sesuatu yang harum, wangi sabun misalnya atau wangi makanan kita pun bisa menikmatinya.
Berbeda hanya ketika penciuman tak berfungsi, semuanya terasa hambar, mau dekat2 sampah atau dekat makanan enak sensasinya hampir sama saja. Bahkan ketika makan makanan enak, rasanya jadi tidak seenak biasanya, karena yang merasakan enak hanya lidah /indera perasa tanpa disertai penciuman.
Begitupun halnya ketika kita “kehilangan” suara karena flu akut, untuk berbicara saja susah, itupun suaranya jadi tidak semerdu biasanya. Kita jadi sangat hemat berbicara, hanya berbicara yang penting2 saja.
Karena itu kawan, syukurilah nikmat panca indera yang ada padamu, karena tidak semua orang seberuntung kita, memiliki panca indera yang berfungsi sempurna. Bersyukur tentunya tidak hanya sebatas berucap “alhamdulilah” atau segala bentuk ucapan syukur lainnya. Tapi juga memanfaatkan panca indera tersebut untuk hal2 yang baik.
Menggunakan Lisan kita hanya untuk mengucapkan kalimat2 yang baik. Sebisa mungkin menghindari perkataan2 sia2, apalagi sampai menebar perkataan2 haram. Jika memang tak bisa berkata baik lebih baik diam.
Bahkan lisan memegang kunci surga n neraka. Rasul saw bahkan sampai menjanjikan surga bagi yang bisa menjaga farji dan lisannya. Dan karena lisan juga, seseorang bisa memperoleh surga atau bahkan ditelungkupkan ke neraka, hanya karena lisan –yang mungkin dia tidak sadar bahwa ucapannya akan berdampak sebesar itu-
Menggunakan penglihatan kita hanya untuk memandang yang halal2 saja, menghindari segala kesia2an apalagi yang haram. Kita bisa memilih mau menjadikan rabunnya penglihatan kita ketika tua, disebabkan melihat hal2 yang sia2 –membaca majalah2 sampah misalnya- , melihat yang haram, atau melihat yang halal2 –membaca qur’an, membaca buku2 bermanfaat-.
Namun tanpa berniat, terkadang hal2 haram berseliweran di depan kita –aurat2 terbuka misalnya-, tapi beruntung Allah memaafkan pandangan pertama yang tanpa disengaja. Dan untuk menghindari pandangan2 yang haram itu kita diperintahkan untuk “gadhul bashar” (menundukkan pandangan), tidak mengumbar pandangan kita.
Juga pendengaran kita, gunakan untuk mendengar hal2 yang baik, hindari segala bunyi kesia2an apalagi bunyi2 yang jelas2 haram seperti musik misalnya.
Karena semua panca indera kita akan dimintai pertanggungjawaban, mereka akan menjadi saksi untuk apa mereka digunakan.
Alangkah beruntung mereka yang tuli, bisu dan buta. Tuli dari mendengar hal2 yang haram, bisu dari berucap yang haram dan buta dari memandang yang haram.
Tidak heran mengapa kita disunnahkan berdzikir meminta keselamatan badan, pendengaran dan penglihatan tiap pagi dan sore
Mari tutup obrolan kita dengan penggalan firmanNya:
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan." Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Fushshilat: 20-22)
Semoga coretan ini bisa membuat kita, khususnya saya sendiri untuk berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan panca indera kita hanya untuk hal2 yang bisa mendatangkan ridhoNya, minimal yang mubah. Dan semoga Allah memaafkan segala dosa yang diperbuat panca indera kita.
*Tulisan ini terinspirasi ketika melihat seseorang terserang flu akut
ADA APA DENGAN RAJAB?
01 Juni 2011
Tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan rajab. Salah satu dari 4 bulan haram (selain dzulqa’dah, dzulhijjah dan muharram), bulan yang diharamkan peperangan didalamnya.
Di bulan ini banyak masyarakat melakukan amalan2 yang tidak ada tuntunannya, mulai dari doa pembuka bulan ini, puasa khusus sampai qiyamullail khusus bulan rajab.
Lalu apa yang menyebabkan amalan2 yang tidak ada tuntunannya ini berkembang sangat marak di masyarakat?
Dan bagaimana cara yang benar menyikapi bulan rajab ini?
Agar tidak terjerumus pada amalan2 bid’ah atau malah salah menyikapi bulan ini, silahkan didengarkan ceramah mengenai bulan rajab di link ini:
http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Zainal%20Abidin%20Syamsudin/Amalan%20Bulan%20Rajab
Tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan rajab. Salah satu dari 4 bulan haram (selain dzulqa’dah, dzulhijjah dan muharram), bulan yang diharamkan peperangan didalamnya.
Di bulan ini banyak masyarakat melakukan amalan2 yang tidak ada tuntunannya, mulai dari doa pembuka bulan ini, puasa khusus sampai qiyamullail khusus bulan rajab.
Lalu apa yang menyebabkan amalan2 yang tidak ada tuntunannya ini berkembang sangat marak di masyarakat?
Dan bagaimana cara yang benar menyikapi bulan rajab ini?
Agar tidak terjerumus pada amalan2 bid’ah atau malah salah menyikapi bulan ini, silahkan didengarkan ceramah mengenai bulan rajab di link ini:
http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Zainal%20Abidin%20Syamsudin/Amalan%20Bulan%20Rajab
Rabu, 15 Juni 2011
BUKU PENTING N BAGUS
bismillah
Sebagaiman kita pahami bersama bahwa hanya dengan berdzikir hati menjadi tenang. Dan perbedaaan orang yang berdzikir dan tidak bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati.
Sang idola kita (Rasulullah) adalah orang yang paling banyak berdzikir, seperti diriwayatkan oleh ibunda Aisyah: "Rasulullah tidak pernah berhenti berdzikir setiap waktu"
Namun yang perlu diingat, dzikir adalah termasuk bagian dari ibadah. Sementara ibadah hanya akan diterima bila memenuhi dua syarat; yaitu ikhlas dan ittiba''. Ikhlas adalah memurnikan tujuan ibadah semata-mata hanya karena allah. Dan ittiba' artinya ibadah yang dilakukan harus mengikuti petunjuk dan contoh yang diberikan oleh rasulullah.
Fenomena yang terjadi di kalangan umat muslimin sat ini,tersebarnya berbagai macam amalan dzikir yang tidak bersumber dari Al Qur'an dan sunnah. Diantaranya ada yang bersumber dari hadits lemah, bahkan ada yang tidak memiliki dasar sama sekali.
Diantara buku dzikir yang ringkas dan baik serta banyak digunakan oleh para penuntut ilmu syariat adalah buku saku Hishnul Muslim yang disusun oleh Syaikh Sa'id bin Ali bin Wahf al Qahthani. Termasuk didalamnya ada dzikir PAGI dan SORE yang berdasarkan hadits shahih.
Untuk edisi terjemahannya saya sarankan untuk memiliki buku terjemahannya dengan judul "DOA & WIRID" terbitan AT TIBYAN. karena terbitan ini menjaga keotentikan penerjemahan de el el. Buku ini kecil dan praktis, dan sangat perlu dimiliki setiap muslim, karena berisi dzikir dan doa sehari-hari mulai kita bangun sampai tidur lagi. harganya terjangkau, untuk pulau jawa hanya Rp. 10.000
(sebagian kata2 copas dari kata pengantar buku)
Allahu a'lam, semoga bermanfaat
ini bukan promosi lo (saya ga dapat fee dari penerbit), hanya provokasi ^^
SALAH PAHAM
Permisi, numpang lewat…..
Mungkin masih sering kita jumpai orang2 yang salah memahami arti suatu kata.
Misal saja ketika ada gadis berjilbab tidak mau diajak bersalaman oleh laki2, ketika ditanya mengapa, lantas dijawab “maaf, anda bukan muhrim saya”.
Ya muhrim, padahal sebenarnya yang dimaksud adalah mahram.
Lalu apa sebenarnya pengertian muhrim dan mahram itu sendiri?
Mahram adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya karena sebab nasab, persusuan dan pernikahan (Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam al-Mughni 6/555).
Seorang lelaki boleh melakukan safar (perjalanan) dengan wanita yang menjadi mahramnya, boleh berboncengan dengannya, boleh berjabat tangan dengannya dan seterusnya dari hukum-hukum mahram.
Sedangkan muhrim adalah orang yang sedang melakukan ihram dalam haji atau umrah.
Truz, Siapa saja sebenarnya mahram kita itu? Bisa dilihat di:
http://muslimah.or.id/fikih/lihatlah-siapa-mahrammu-2.html
http://muslimah.or.id/fikih/lihatlah-siapa-mahrammu-1.html
Begitu juga dengan silaturahmi, yang mungkin sudah sering kita dengar tentang keutamaannya.
"Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rezekinya atau ditunda (dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim." (HR. Muttafaqun 'alaih).
Silaturahmi diambil dari kata-kata shilah dan rahim. Shilah berarti menyambung sedangkan rahim atau rahm adalah kekerabatan atau sebab-sebabnya (Mu’jam Wasith 1/335).
Jadi tidak tepat ketika ada yang berkunjung kepada sesama muslim –yang bukan kerabat- dan kita menyebutnya dengan silaturahmi.
Dan keutamaan hadits tentang silaturahmi tentu hanya berlaku bagi kunjungan –untuk menyambung kekerabatan- kepada kerabat, bukannya semua muslim.
Agar tidak salah paham tentang arti silaturahmi bisa dilihat di:
http://ustadzaris.com/memahami-silaturahmi
Dan agar tidak salah memahami makna hadits tentang silaturahmi bisa dilihat di:
http://www.pengusahamuslim.com/baca/artikel/1055/12-kiat-ngalap-berkah-kiat-kedelapan-menyambung-tali-silaturahim
Walaupun memang ada hadits lain tentang keutamaan berkunjung pada sesama muslim –yang bukan kerabat-
“Barangsiapa yang menjenguk orang sakit dan mengunjungi saudaranya karena Allah, dia akan diseru dari atas ‘Engkau telah berbuat baik dan telah baik pula perjalananmu. Engkau telah menyiapkan tempatmu di surga’” (HR Tirmidzi, hasan).
Tentang persaudaraan sesama muslim, bisa dilihat di:
http://buletin.muslim.or.id/akhlaq/nikmat-persaudaraan
Allahu a’lam, semoga bermanfaat…
FUTUR
FUTUR, satu kata yang mungkin sudah familiar bagi kita dan kitapun mungkin sering mengalamiya.
Futur bisa bermakna: kembali kepada kekufuran setelah keimanan.
Juga bisa bermakna kembali kepada makisiat setelah taat.
Sebagaimana yang telah dikabarkan Nabi saw bahwa iman itu naik dan turun.
Dan seperti yang dikatakan para ulama bahwa Iman akan naik karena ketaatan dan akan turun karena kemaksiatan.
Seorang yag terkena penyakit futur menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan yang biasa dilakukannya
Lalu apa saja tanda2 futur itu?
cepat/mudah berbuat maksiat
tidak semangat ibadah
lalai dari dzikir
takut berlebihan (pada selain Allah), sehingga menjadi tidak tawakal
hidupnya untuk dunia
hanya mengurus dunia
sebab2nya:
lemahnya iman,
- faktor dalam dirinya
kebodohan
banyak orang bergelimang dalam maksiat, bid’ah bahkan kesyirikan disebabkan kebodohannya
kelalaian
maksiat
jiwa yang menyeru pada kejelekan
- faktor luar
fitnah dunia
teman yang jelek
menjauh dari lingkungan keimanan, misal: majelis2 ilmu
lemahnya tarbiyah iman dalam dirinya..
meremehkan dosa
ujub, PeDe kalau bakal masuk surga
Sebagian ulama salaf, di antaranya Sa’id bin Jubair berkata, Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal kebaikan malah ia masuk neraka. Sebaliknya ada pula yang beramal kejelekan malah ia masuk surga.
Yang beramal kebaikan tersebut, ia merasa ujub (bangga dengan amalnya), lantas ia pun berbangga diri, itulah yang mengakibatkan ia masuk neraka. Ada pula yang beramal kejelekan, namun ia senantiasa takut (akan adzab Allah) dan ia iringi dengan taubat, itulah yang membuatnya masuk surga.
tidak adanya kesabaran
ada orang yang sabar ketika menuntut ilmu, tapi tidak sabar ketika harus meninggalkan maksiat.
lalu bagaiman kembali meningkatkan keimanan ketika futur?
mencari ilmu –agama-
mentadabburi alqur’an
pelajari tauhid asma’ wa sifat
pelajari sirah nabi
pelajari sirah sahabat
de el el
daripada pecaya begitu saja dengan resuman saya, mending dengarkan langsung saja disini:
http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdurrahman%20Thayyib/Pasang%20Surut%20Keimanan%20%28Kajian%20di%20Lombok%29
juga bisa dibaca artikel tentang ini disini:
http://muslim.or.id/aqidah/iman-bisa-bertambah-dan-berkurang.html
http://muslim.or.id/aqidah/sebab-bertambah-dan-berkurangnya-iman.html
SUDAH BENARKAH SHALAT KITA?
Saudaraku shalat adalah amalan yang pertama dihisab. Jika ia baik baik pula amalan2 lainnya, namun jika ia buruk, buruk pula amalan2 lainnya.
Shalat juga merupakan pembeda, pembeda antara muslim dan kafir. Jika dia shalat berarti dia muslim, jika tidak berarti.......
Bahkan dalam kondisi terburuk (baca: banyak maksiat) sekalipun, jangan sampai kita meninggalkan shalat.
Jadi sudah sepatutnya sebagai seorang muslim, kita betul2 memperhatikan shalat2 kita,
Apakah bacaan2nya serta gerakan2nya sudah sesuai dengan yang dicontohkan Rasul?
Karena rasul sudah mengingatkan ”shalatlah kalian, sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Karena syarat diterimanya amal adalah ittiba’ (sesuai yang dicontohkan Rasul) dan ikhlas (semata2 hanya untuk Allah)
Dan syarat sahnya shalat adalah wudhu, jika ia tidak wudhu maka tidak sah shalatnya.
Jadi juga perlu bagi kita untuk mengetahui tatacara wudhu yang benar seperti yang dicontohkan Rasul.
Karena masih banyak kita jumpai, orang2 yang belum benar bacaan dan tatacara shalatnya, juga wudhunya.
Lagu bagaimana tatacara shalat dan wudhu yang benar itu?
Bisa dibaca di buku:
Sifat Shalat Nabi, karya Syekh Muhammad Nashiruddin Al Albani
Sifat Shalat Nabi, karya Syekh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin
Sifat Wudhu Nabi, karya Syekh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin
Harganya cukup terjangkau dan banyak dijual di toko2 buku Islam
Juga bisa didownload rekaman mp3nya di:
http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Pembahasan%20Kitab%20Zaadul%20Ma%27aad
(lebih bagus lagi kalau ketika mendengar mp3 ini sudah membaca bukunya)
Allahu a’lam, semoga bermanfaat ^^
Shalat juga merupakan pembeda, pembeda antara muslim dan kafir. Jika dia shalat berarti dia muslim, jika tidak berarti.......
Bahkan dalam kondisi terburuk (baca: banyak maksiat) sekalipun, jangan sampai kita meninggalkan shalat.
Jadi sudah sepatutnya sebagai seorang muslim, kita betul2 memperhatikan shalat2 kita,
Apakah bacaan2nya serta gerakan2nya sudah sesuai dengan yang dicontohkan Rasul?
Karena rasul sudah mengingatkan ”shalatlah kalian, sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Karena syarat diterimanya amal adalah ittiba’ (sesuai yang dicontohkan Rasul) dan ikhlas (semata2 hanya untuk Allah)
Dan syarat sahnya shalat adalah wudhu, jika ia tidak wudhu maka tidak sah shalatnya.
Jadi juga perlu bagi kita untuk mengetahui tatacara wudhu yang benar seperti yang dicontohkan Rasul.
Karena masih banyak kita jumpai, orang2 yang belum benar bacaan dan tatacara shalatnya, juga wudhunya.
Lagu bagaimana tatacara shalat dan wudhu yang benar itu?
Bisa dibaca di buku:
Sifat Shalat Nabi, karya Syekh Muhammad Nashiruddin Al Albani
Sifat Shalat Nabi, karya Syekh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin
Sifat Wudhu Nabi, karya Syekh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin
Harganya cukup terjangkau dan banyak dijual di toko2 buku Islam
Juga bisa didownload rekaman mp3nya di:
http://us.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Pembahasan%20Kitab%20Zaadul%20Ma%27aad
(lebih bagus lagi kalau ketika mendengar mp3 ini sudah membaca bukunya)
Allahu a’lam, semoga bermanfaat ^^
LINK
assalamu'alaikum rekan2 facebooker
disela2 aktivitas eksis di FB, biasanya kan kita suka buka2 link2 web tertentu 4 ex: iklan, berita de es be..
nah daripada buka2 link2 ga manfaat yg waste our time, nih ada saran link2 yang bermanfaat:
yufid.com à searh engine kayak mbah google tapi versi islami –kita bisa nyari artikel islami sesuka kita, tinggal ketik key wordnya aja (biar ga nyasar, kalo google kan artikelnya dari banyak sumber; terpercaya n tidak terpercaya)
kajian.net à web berisi ceramah dari ustadz2 dan ulama2 terpercaya
pengusahamuslim.com à web khusus membahas ekonomi islam yang shahih
konsultasisyariah.com à berisi berbagai tanya jawab seputar masalah agama
hatibening.com
muslim.or.id
muslimah.or.id
ustadzaris.com
rumaysho.com
dan kawan-kawannya….
dan ini saran halaman di FB yang bisa di SUKAi:
Hati Bening, Moslem Channel, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia, http://muslimah.or.id/, Muslim.Or.Id, Radio Rodja 756 AM, Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Cerita Islam - Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut tabi'in dan Ulama Besar Islam, Bahasa Arab Online, Radio Muslim Jogja, Kajian.Net - Download MP3 Ceramah Agama Islam Gratis, Yufid TV, Remaja Islam Mau Mengenal Islam,
jangan sembarang menySUKAi halaman2 yang namanya islami, karena tidak jarang isinya menyimpang!! Cermati dulu sebelumnya.
o ya jangan juga sembarang menshare artikel2 islami yang:
1. berisi nasehat, tetapi didalamnya menggunakan pengANDAI2an terhadap Allah, rasul dan ajarain2 Islam, karena kita berIslam itu dengan dalil
2. tidak jelas sumbernya (shahih atau tidak) -kalau ternyata artikel itu dusta- berarti kita turut andil menyebarkan kedustaan itu
O ya ada yang tau ga caranya menjadikan TIDAK SUKA halaman yang udah terlanjur kita SUKA??
Allahu a’lam, semoga bermanfaat ^^
(hmm,,,,,internetpun –termasuk FB- bisa dijadikan ladang mengumpulkan pundi2 pahala, jika dimanfaatkan dengan bijak)
disela2 aktivitas eksis di FB, biasanya kan kita suka buka2 link2 web tertentu 4 ex: iklan, berita de es be..
nah daripada buka2 link2 ga manfaat yg waste our time, nih ada saran link2 yang bermanfaat:
yufid.com à searh engine kayak mbah google tapi versi islami –kita bisa nyari artikel islami sesuka kita, tinggal ketik key wordnya aja (biar ga nyasar, kalo google kan artikelnya dari banyak sumber; terpercaya n tidak terpercaya)
kajian.net à web berisi ceramah dari ustadz2 dan ulama2 terpercaya
pengusahamuslim.com à web khusus membahas ekonomi islam yang shahih
konsultasisyariah.com à berisi berbagai tanya jawab seputar masalah agama
hatibening.com
muslim.or.id
muslimah.or.id
ustadzaris.com
rumaysho.com
dan kawan-kawannya….
dan ini saran halaman di FB yang bisa di SUKAi:
Hati Bening, Moslem Channel, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia, http://muslimah.or.id/, Muslim.Or.Id, Radio Rodja 756 AM, Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Cerita Islam - Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut tabi'in dan Ulama Besar Islam, Bahasa Arab Online, Radio Muslim Jogja, Kajian.Net - Download MP3 Ceramah Agama Islam Gratis, Yufid TV, Remaja Islam Mau Mengenal Islam,
jangan sembarang menySUKAi halaman2 yang namanya islami, karena tidak jarang isinya menyimpang!! Cermati dulu sebelumnya.
o ya jangan juga sembarang menshare artikel2 islami yang:
1. berisi nasehat, tetapi didalamnya menggunakan pengANDAI2an terhadap Allah, rasul dan ajarain2 Islam, karena kita berIslam itu dengan dalil
2. tidak jelas sumbernya (shahih atau tidak) -kalau ternyata artikel itu dusta- berarti kita turut andil menyebarkan kedustaan itu
O ya ada yang tau ga caranya menjadikan TIDAK SUKA halaman yang udah terlanjur kita SUKA??
Allahu a’lam, semoga bermanfaat ^^
(hmm,,,,,internetpun –termasuk FB- bisa dijadikan ladang mengumpulkan pundi2 pahala, jika dimanfaatkan dengan bijak)
Langganan:
Postingan (Atom)